Banjarmasin, KP – Baru seminggu puasa Ramadan berjalan, volume sampah di Kota Banjarmasin sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Bahkan, Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Marzuki membeberkan, peningkatan tersebut sebenarnya hanya sebesar tiga persen per harinya.
Namun, jika dilihat berdasarkan beratnya, sampah selama Ramadan kali ini mencapai 409 sampai 500 ton per hari yang diantar ke TPA Basirih.
“Memang tidak banyak peningkatannya. Tapi ini cukup menjadi perhatian karena tinggihya aktivitas jual beli masyarakat selama Ramadan,” ucapnya saat ditemui awak media di Balai Kota, Jumat (8/4) siang.
Bukan tanpa alasan. Menurutnya, aktivitas warga yang belakangan ini meningkat tidak lepas dari kegiatan jual beli dan acara-acara yang dilakukan oleh masyarakat. Seperti pasar wadai, buka bersama, termasuk aktivitas berkumpul setelah salat tarawih.
“Jadi semakin banyak orang berkegiatan itu pasti berpotensi untuk menambah jumlah timbulan sampah, meski acara-acara yang mereka gelar itu di rumahnya masing-masing, tetap akan menimbulkan peningkatan sampah,” ungkapnya.
Disamping itu, pria dengan sapaan Jack itu mengaku miris dengan hal tersebut, pasalnya mayoritas volume sampah tambahan tersebut merupakan sampah jenis plastik, yang tidak lain adalah bahan yang sulit untuk terurai secara alami.
“Banyak sampah plastik, karena rata-rata sampah plastik kemasan seperti yang dipakai ketika membeli hidangan di pasar wadai maupun warung makan. Apalagi sekarang banyak orang jual jualan dalam bentuk kemasan,” bebernya.
Lantas, apa langkah pemko untuk menanggulangi tumpukan sampah di lokasi pasar wadai ramadan yang tahun ini tersebar pada setiap di lima kecamatan?
Terkait sampah yang berasal dari pasar wadai ramadan, Marzuki bilang tidak ada angkutan khusus terkait itu.
“Sepanjang mereka melaksanakan sendiri, berarti persoalan sampah harus bertanggung jawab mengatasi sendiri,” katanya.
“Tapi kalau memang butuh bantuan angkutan, kami siap. Seperti yang di Kamboja kan kami siap memberikan bantuan seperti tossa,” sambungnya lagi.
Ia pun membeberkan, adapun sampah yang diangkut dari pasar wadai Kamboja, sekitar 200 sampai 300 kilogram per hari.
Karena itu, ia mengimbau agar warga yang memilih untuk membeli hidangan berbuka puasa di luar, agar membawa wadah sendiri sebagai tempat makan.
“Minimal untuk mengurangi beban penambahan sampah,” harapnya. (Kin/K-3)