Martapura, KP – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi menyebar lewat lendir dan angin, dipastikan hanya menyerang hewan ternak dan tidak membahayakan manusia.
Hal ini ditegaskan Kadis Pertanian Banjar Ir Dondit Bekti Agustiono, Selasa (10/5).
Kendati demikian, lanjutnya, untuk mengantisipasi penyebarannya, Pemkab Banjar melalui Dinas Pertanian memberikan himbauan pada peternak agar mewaspadai penyakit tersebut.
Dondit menjelaskan, PMK atau dikenal dengan Foot and Mouth Disease dan Apthae Epizootica, adalah penyakit dengan gejala Hiversalipasi atau air liur berlebihan yang keluar dari mulut hewan ternak, lepuh atau luka disekitar mulut, lidah, gusi, kuku dan puting, hewan lebih sering berbaring dan mengalami demam tinggi.
”Penyakit ini tidak menular pada manusia, tetapi ke sesama hewan ternak, dengan tingkat kematian kecil, tetapi tingkat penularannya cepat luar biasa,” ingatnya.
Di Kalsel, lanjutnya, penyakit PMK ini sudah lebih dari 30 tahun tidak terdengar lagi, terakhir terjadi pada 1986. Saat ini kembali ditemukan di Jawa Timur, kendati demikian, pihaknya melakukan penyisiran pada peternak di Kabupaten Banjar.
”Kita juga mengarah ke pengumpul yang sering mendatangkan hewan potong dari luar Kalsel, khususnya Jawa Timur. Saat ini belum ada menemukan hewan tertular penyakit tersebut,” ungkapnya.
Upaya dilakukan, tambah Dondit, dengan cara lebih intens lagi melakukan penyisiran dan pengawasan pada hewan yang masuk dari luar kalsel, karena untuk kesiapan dan persedian daging di Kabupaten Banjar, 30 persen masih mendatangkan dari luar daerah.
”Semoga ditempat kita tidak muncul, kalau penyakit PMK ditemukan, tidak ada cara lain, SOP nya dipotong dengan cepat, agar tidak menular ke hewan lainnya, sementara daging aman dikonsumsi,” pungkasnya. (Wan/K-3)














