Jika ada orangtua yang melarang anaknya untuk diimunisasi, itu kemungkinan besar lantaran termakan berita hoaks
BANJARMASIN, KP – Rendahnya capaian imunisasi pada anak dalam program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kota Banjarmasin rupanya merupakan akibat banyaknya orangtua yang termakan kabar bohong alias hoaks.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah kepada awak media saat meninjau program imunisasi siswa di SDN Gadang 2, Banjarmasin Tengah, Senin (30/05) siang.
Menurutnya, saat ini banyak orangtua siswa yang salah paham bahkan salah dalam menanggapi program imunisasi anak ini sampai ada yang menentangnya.
Karena itu, ia tegas mengatakan, bahwa jika ada orangtua yang melarang anaknya untuk diimunisasi, itu kemungkinan besar lantaran termakan berita hoaks.
Apalagi jika pemikiran orangtuanya yang sok pintar yang masih dengan pola pikir yang kolot kalau imunisasi anak bisa membuat kematian.
“Kalau sekarang ada orang tua yang anaknya tidak mau di Imunisasi itu namanya orang tua ketinggalan jaman,” tukasnya.
Sementara, untuk cakupan Imunisasi di BIAN ini, Banjarmasin ditargetkan sebesar 97 Persen sesuai dengan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.
Namun menurut Siti Wasilah, hingga sampai saat ini sejak dimulainya BIAN per tanggal 18 Mei lalu, baru tercapai sebesar 40 persen.
“Saat ini baru 40 persen. Saya malu tau gak? Terlebih saya istri Wali Kota Banjarmasin seorang dokter. Tapi Imunisasi di kota besar yang menjadi barometer di Kalsel, Imunisasinya rendah. Jadi ini orang kota atau orang kampung,” paparnya.
“Informasi sudah beredar luas, yang semestinya warga cepat untuk mengakses informasinya tapi kok Imunisasi tidak mau. Sekali lagi saya jelaskan bahwa Imunisasi itu cerita lama. Janganlah anak kita jadi korban karena keegoisan kita,” sambungnya.
Ia berharap kepada orang tua di Banjarmasin agar bisa membawa anaknya untuk Imunisasi. Jangan hanya termakan berita hoaks.
“Kabar buruk tentang imunisasi jangan ditelan semuanya. Kecuali sanggup konfirmasi sampai ke yang ahli. Sampai sekarang tidak ada yang memastikan hoaks yang beredar itu adalah sebuah kebenaran,” bebernya.
Ia pun mengharapkan kebijakan terkait imunisasi yang sedang digodok saat ini bisa menggerakan warga agar sadar dan mengerti fungsi dari imunisasi.
“Ada kebijakan berupa edaran untuk menggerakan kita semua agar sadar terhadap Imunisasi,” tandasnya.
Wasilah menyampaikan, program imunisasi tersebut merupakan suatu kewajiban guna menjaga kesehatan anak.
“Jadi program imunisasi ini program pemerintah untuk melindungi warganya,” tambahnya.
Namun banyaknya orangtua yang tidak mengizinkan anaknya untuk diimunisasi dengan berbagai macam alasan saat ini menjadi PR tersendiri bagi pihaknya.
“Kalau orang tua tidak mengizinkan anaknya diimunisasi sama saja dengan membiarkan anaknya berhadapan dengan penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi,” tuturnya.
Siti Wasilah juga menerangkan sejumlah penyakit yang bisa dicegah dengan menggunakan Imunisasi yakni TBC, Hepatitis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Kerumut dan Polio.
“Dulu penyakit Campak ini bisa menyebabkan kematian, tapi sekarang itu sudah tidak ada lagi karena sudah bisa dicegah dengan Imunisasi,” bebernya.
“Sejak lahir kita memang sudah mempunyai perlindungan (Anti Body), tapi yang namanya virus, kuman, bakteri, ketika kita terkena merupakan paparan untuk badan kita. Artinya dengan imunisasi ini paparan dari virus, kuman, maupun bakteri itu bisa dicegah,” tuntas Wasilah. (Kin/K-3)