Bambang Yanto menilai, saat ini setidaknya ada tiga masalah tantangan besar yang akan dihadapi oleh Perseroda Air Minum Banjarnasin
BANJARMASIN, KP – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin Bambang Yanto SE mengakui, PDAM Bandarmasih saat ini menghadapi sejumlah tantangan dalam rangka untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pelayanan air bersih kedepan.
Menyadari itu ia meminta perusahaan yang kini status badan hukumnya berubah menjadi Perseroan Daerah (Perseroda) PT Air Minum Bandarmasih ini, mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan agar ke depan tetap mampu memberikan jaminan pelayanan terbaik kebutuhan air bersih secara merata kepada seluruh pelanggannya.
” Seperti menyiapkan strategi bisnis untuk dijadikan acuan dalam menjalankan program kedepan,” kata Bambang Yanto.
Kepada {KP} Kamis (15/5/2022) ia mengemukakan, jika layanan air minum dirasakan masih belum merata.
Seperti ujarnya, dikeluhkan para pelanggan di kawasan Jalan Tanjung Berkat Jelurahan Teluk Tiram lantaran distribusi air minum jecwilyah itu tidak lancar.
Bambang Yanto menilai, saat ini setidaknya ada tiga masalah tantangan besar yang akan dihadapi oleh Perseroda Air Minum Banjarnasin.
Ketiga tantangan itu katanya, pertama soal sumber pendanaan atau penyediaan investasi, kedua tetap terpenuhi ketersediaan air baku dan ketiga adalah permasalahan pemasangan jaringan perpipaan.
Ia menyebutkan, saat musim kemarau salah satu tantangan itu hampir setiap tahun dampaknya dirasakan oleh seluruh pelanggan.
“Masalahnya. karena saat musim kemarau membuat PDAM Bandarmasih tidak mampu memberikan pelayanan secara maksimal lantaran ketersediaan air baku menyusut secara drastis karena mengalami kekeringan,” ujarnya.
Terkait ancaman krisis air baku ini Bambang Yanto mengakui, sebelum berubah menjadi Perseroda, PDAM sudah cukup lama menyiapkan program berupa pembangunan embung yang direncanakan berlokasi Pematang Panjang, Kabupaten Banjar.
Pada awalnya ungkapnya, pembangunan embung yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp 400 miliar lebih itu DPRD Kota Banjarmasin sudah memberikan dukungannya termasuk dalam mengalokasikan dana melalui APBD.
Selain APBD lanjutnya, juga dibutuhkan bantuan dari APBD Provinsi Kalsel dan APBN. “Namun sayangnya program yang direncanakan PDAM ini akibat berbagai kendala sampai sekarang belum bisa direalisasikan,” ujarnya.
Ditandaskan wakil ketua komisi dari Fraksi Partai Demokrat ini, menyusul meningkatnya pembangunan dan bertambahnya penduduk disadari tuntutan masyarakat kebutuhan air bersih dipastikan akan terus meningkat.
Menyinggung soal penyediaan investasi Faisal Hariyadi mengakui, masalah ini bukan rahasia menjadi kendala yang dihadapi hampir PDAM seluruh Indonesia.
Kendati ungkapnya, pemerintah pusat sudah memberikan kemudahan investasinya dalam upaya meningkatkan pelayanan sudah mengeluarkan Perpres Nomor : 229 tahun 2009.
” Sayangnya persyaratan pengajuan permohonan bantuan untuk mendapatkan pendanaan itu tidaklah mudah sehingga membuat progres PDAM seluruh Indonesia memanfaatkan bantuan pendanaan ini relatif kecil,” katanya.
Secara terpisah Senior Manager Perseroda Air Minum Bandarmasih Banjarmasin R Sudrajat mengakui, distribusi layanan air minum ke seluruh pelanggan disadari masih belum sepenuhnya merata.
” Kondisi ini terjadi salah satu penyebabnya karena masalah jaringan perpipaan,” ujarnya.
Ia memaparkan, jaringan perpipaan yang dimiliki Perseroda Air Minum Bandarmasih sebagian besar sudah tua dan berusia sekitar 25 tahun.
Menurutnya dengan kondisi pipa yang sudah itu tentunya jika tekanan pompa untuk mendistribusikan air ke rumah pelanggan dinaikkan, maka sangat rawan mengalami pecah atau mengalami kebocoran.
Sudrajat menjelaskan, bahwa Perseroda Air Minum Bandarmasih sebenarnya sudah memprogramkan untuk mengganti jaringan perpiaan.
” Namun karena keterbatasan anggaran tentunya program itu dilakukan secara bertahap,” ujarnya, seraya berharap perlu adanya penyertaan modal dari Pemko dalam rangka melaksankan program pergantian pipa tersebut. (nid/K-3)