Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Pokdarwis Disuruh Mandiri

×

Pokdarwis Disuruh Mandiri

Sebarkan artikel ini

Banjarmasin, KP- Objek wisata Selanjung Sungai Biuku pun terpaksa ditutup sementara akibat banyaknya fasilitas pendukung yang rusak.Bahkan, penutupan itu sendiri dilakukan sejak Kamis (19/5), hingga waktu yang tidak ditentukan.

“Kami sendiri yang mengajukan agar kawasan itu ditutup. Karena kami belum siap,” ucap Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sungai Biuku, Didi Wahyudi saat dihubungi awak media, Kamis (19/5) malam.

Kalimantan Post

“Kami perlu melakukan pembenahan. Tapi, kalau ada pelancong yang hendak jalan-jalan ke sini, tentu masih bisa dan kami persilakan,” tambahnya.

Diwartakan sebelumnya, Kawasan objek wisata yang terletak di Kelurahan Sungai Andai itu tampak tidak terurus. Seperti sudah lama tidak dijamah pengunjung atau wisatawan. Ada banyak wahana bermain yang rusak. Dan tampak ditumbuhi ilalang.

Ketua Pokdarwis Sungai Biuku, Didi Wahyudi mengatakan, kondisi tersebut sudah lama terjadi. Tepatnya semenjak adanya pembatasan kegiatan masyarakat di saat awal-awal pandemi Covid-19 melanda Kota Banjarmasin.

Kemudian, kondisinya juga diperparah dengan banyaknya spot andalan objek wisata itu yang rusak, akibat terjangan banjir besar yang terjadi di awal tahun 2021 lalu.

Ia pun lantas membeberkan beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan. Spot foto atau pionering jembatan, dermaga jukung, pionering robot, pionering ayunan, pionering patung jerapah, kincir angin, hingga flying fox.

Lalu, lantaran tidak adanya pemasukan dari wisatawan, terpaksa banyak menggunakan dana pribadi pihak pokdarwis. Termasuk perawatan maskot berupa hewan biuku. Ambil contoh, pemberian pakannya setiap hari.

Pokdarwis setempat sudah melaporkan kondisi tersebut kepada Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin. Namun hanya direspons dengan pendataan saja.

Dikonfirmasi terkait terbengkalainya objek wisata itu, Kepala Disbudporapar Banjarmasin, Iwan Fitriadi menyatakan bahwa pihaknya sudah mengarahkan bidang terkait untuk memantau kondisi yang menimpa objek wisata Selanjung Sungai Biuku.

Baca Juga :  Dongrak PMB, Yayasan Pendidikan Bunga Kalimantan Tambah Unit Usaha dan Program Studi Baru

“Mendata, apa saja yang perlu dibenahi. Sekarang dalam tahap identifikasi. Saat ini, saya belum menerima laporan dari bidang terkait,” ucapnya, Jumat (20/5) petang.

Kepala Bidang Pariwisata di Disbudporapar, Fitriah membenarkan bahwa ada beberapa kerusakan fasilitas yang menimpa objek wisata Selanjung Sungai Biuku itu.

Kendati demikian, pihaknya tidak bisa serta merta melakukan perbaikan. Alasannya, karena sifat fasilitas sebelumnya juga merupakan bantuan. Misalnya, dari program CSR perusahaan.

“Jadi, tidak bisa sembarangan menghilangkan bantuan itu. Harus ada berita acaranya, harus berkoordinasi dengan instansi terkait dan sebagainya,” ucapnya saat dihubungi awak media, Jumat (20/5) malam.

“Kalau kita main bongkar saja, takutnya kita sendiri yang salah,” tambahnya. Lantas, apa yang bisa dilakukan pihaknya?

Terkait hal itu, Fitriah mengaku, sementara ini pihaknya hanya meminta agar pokdarwis setempat melakukan pembersihan kawasan.

Misalnya, membersihkan ilalang yang kian meninggi, hingga menyingkirkan puing-puing fasilitas yang rusak.

“Dengan begitu, paling tidak wisata alamnya yang bisa ditonjolkan sementara waktu. Misalnya, susur sungai menggunakan perahu,” bebernya.

Disinggung soal bantuan berupa anggaran, minimal untuk perawatan, Fitriah mengaku tidak ada anggaran untuk itu. Pihaknya hanya bertindak sebagai mitra pokdarwis. Ia hanya menyarankan agar pokdarwis sendiri yang aktif. Karena pengelolanya adalah pokdarwis itu sendiri.

“Kami ingin selalu membantu, tapi kan harus sesuai aturan. Tidak serta merta bisa memberikan bantuan. Mesti harus berkolaborasi dengan pihak terkait,” unarnya.

“Pemko dan dinas sudah mensupport dengan mencanangkan kawasan itu menjadi objek wisata. Dibantu pula melalui CSR. Selanjutnya, kami berharap pokdarwis lah yang mengembangkan agar bisa berkelanjutan,” pungkasnya. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan