Kondisi PDAM Bandarmasih sekarang ini sedang dalam kondisi prima atau perusahaan yang sehat dan banyak yang ingin berinvestasi ke PDAM, kenapa tidak diambil opsi ini
BANJARMASIN, KP – Menyusul ngadatnya distribusi air leding dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih yang dikeluhkan oleh warga, terutama di wilayah Kecamatan Banjarmasin Barat membuat Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin angkat suara.
Bahkan, pengakuan Humas PDAM Bandarmasih, Nur Wakhid yang mengatakan PDAM kali ini tidak memiliki duit untuk melakukan peremajaan pipa-pipa di wilayah Banjarmasin Barat belum lama tadi, membuat Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina geregetan.
Bukan tanpa alasan, Ibnu menilai bahwa ungkapan “Tak Punya Duit” oleh PDAM Bandarmasih itu sama tidak benar. “Saya sudah sampaikan kepada direksi PDAM. Sudah saatnya mencari investastor untuk membangun pipa-pipa baru, khususnya di kawasan Banjarmasin Barat,” ucapnya saat ditemui awak media di gedung Chandra, Banjarmasin, Senin (16/05) sore.
Bahkan menurut Ibnu Sina, kondisi PDAM Bandarmasih sekarang ini sedang dalam kondisi prima atau perusahaan yang sehat. “Pdam kita ini PDAM yang sehat, banyak yang ingin berinvestasi ke pdam. Kenapa tidak diambil opsi itu,” ungkapan heran
Bahkan di awal tahun, ia mengaku sudah ada pembicaraan secara terbuka dengan Dirut Bank Kalsel. Dan pihak Bak Kalsel sanggup untuk mengusahakan pembiayaan dengan skema tertentu.”Misalnya dengan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha),” ujarnya 0
“Banyak yang mau masuk dan membangun. Tinggal PDAM saja lagi. Mau bangun atau tidak. Mau membantu atau tidak,” tukasnya.
Tidak hanya sampai disitu, ia menilai, selama ini PDAM Bandarmasih tidak pernah mengalami kerugian alias selalu untung.”Karena setiap tahun ada dividen yang kita terima. Artinya apa, Kalau bisa pembiayaan tanpa menggunakan APBD misalnya dengan memakai skema KPBU, kenapa tidak,” imbuhnya
“Tidak usah jauh-jauh. Kita punya Bank Kalsel disini yang sanggup menjadi investor. Dan saling menguntungkan dengan skema KPBU,” tambah Ibnu.
Alhasil, dengan menjalankan skema tersebut, menurut Wali Kota Banjarmasin dua periode itu, dana APBD bisa fokus digunakan untuk pembangunan yang lain.
“Bahkan skema KPBU itu memiliki kebijakan khusus, boleh melampaui masa jabatan kepala daerah. Kalau multiyears kan tidak boleh seperti itu. Kenapa itu tidak dilakukan?,” tannya heran
“Kalau direksi PDAM merasa tidak mampu untuk mencari pembiayaannya. Sudah mundur saja dari jajaran direksi PDAM. Saya geregetan kenapa mereka tidak bisa. Padahal bisa kok dan digunakan untuk peremajaan pipa,” tegasnya.
Ia mengakui bahwa saat ini usia pipa di wilayah Banjarmasin Barat memang menjadi kendala ketika diberi tekanan yang lebih besar, sehingga tidak memungkinkan.
“Makanya kemarin sepakat untuk membangun reservoar dengan kapasitas 2500 di tower PDAM di Jalan Sutoyo masih bisa. Tapi skalanya tidak mencukupi. Paling biayanya Rp 30 miliar. Saya kira bisa dilakukan,” katanya.
“Jadi tidak ada alasan kekurangan duit. Kita tau tempat duit itu dimana. Apalagi ini bisnis menguntungkan. Tidak ada cerita kalau PDAM itu tidak untung. Bohong itu,” tandasnya.
Bahkan, menurut Ibnu Sina, masyarakat di Kota Banjarmasin pun tidak mengapa kalau memang tarif leding dinaikkan sedikit lebih mahal dibandingkan sekarang.”Tanya aja masyarakat, mereka mau saja, asalkan lancar,” cetusnya
“Katanya tiap tahun tarif bisa dinaikkan. Eh entar dulu. Kalau pelayanannya tidak bagus, beban bagi kita kalau dinaikan. Tapi kalau pelayanannya bagus, distribusinya lancar, masyarakat mau aja,” tuntasnya.
Lantas, bagaimana dengan ketiadaan penyertaan modal dari Pemko Banjarmasin di PDAM Bandarmasih?
Terkait hal itu, Ibnu menjelaskan bahwa pihaknya masih tidak berani mengambil resiko untuk melakukan penyertaan modal di PDAM Bandarmasih, setelah adanya OTT (Operasi Tangkap Tangan) di tahun 2017 yang lalu.
“Setelah kejadian OTT, kemudian perda yang dibahas tidak ada seorang pun yang berani mengeksekusi,” katanya.
“Sebaiknya perda itu dicabut saja. Karena pasti berdampak pada yang ke lainnya. Itulah alasan tidak adanya penyertaan modal dari Pemko,” tutup Ibnu. (Kin/K-3)