Menjelang Hari Raya Idul Adha, stok sapi di Banjarmasin kosong, menyusul wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) yang menyerang ternak di beberapa provinsi di Indonesia
BANJARMASIN, KP – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di beberapa provinsi berdampak besar bagi ketersediaan stok sapi di Kota Banjarmasin.
Pasalnya, beberapa hari terakhir banyak warga yang kesulitan mencari hewan kurban khususnya sapi agar bisa melaksanakan ibadah kurban pada puncak perayaan Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Makhmud membenarkan bahwa saat ini ketersediaan sapi untuk hewan kurban sedang dalam keadaan kosong.
Alhasil, ia mewajari ketika dalam beberapa hari terakhir ada warga yang kesulitan mencari sapi untuk disembelih sebagai hewan kurban pada pertengahan bulan Dzulhijjah nanti.
“Karena sapinya memang belum ada, makanya pedagang tidak berani menerima bookingan atau pesanan dari warga,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (31/05) siang.
Tidak hanya itu, para penjual sapi pun juga tidak berani menerima DP atau uang muka dari warga lantaran belum ada kepastian ketersediaan sapi yang ia jual.
Menurut Makhmud, kondisi ini tidak terlepas dari dampak adanya kebijakan lockdown penjualan sapi ke luar daerah akibat wabah PMK, terutama provinsi yang menjadi pemasok utama sapi ke Kota Banjarmasin, seperti Madura, Provinsi Jawa Timur.
Kendati demikian, ia menjanjikan stok sapi masih aman untuk keperluan kurban di Kota Banjarmasin. “Insyaallah Stok kurban insyaallah ada aja, cuma sekarang memang belum datang sapinya,” ungkapnya.
Saat disinggung kapan pasokan sapi yang ia maksud itu tiba di Banjarmasin, Makhmud tidak bisa memastikan hal tersebut.
“Tapi, dalam minggu ini ada datang dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lambatnya pasokan sapi ini juga dikarenakan proses yang harus dilalui oleh pemasok, seperti harus melengkapi berkas atau dokumen kesehatan sapi-sapi yang dikirim.
“Soalnya sapi-sapi yang masuk harus dipastikan sehat dulu. Sehingga harus melalui proses karantina dan pemeriksaan kesehatan lainnya. makanya lambat sampai sini,” tukasnya
Meski ada, ia memprediksi sulitnya ketersediaan sapi di Bumi Kayuh Baimbai ini juga akan berpengaruh terhadap harga jual sapi.
“Jelas berpengaruh. Karena sesuai dengan hukum ekonomi, harga akan melambung ketika permintaan yang tidak sebanding dengan ketersediaan,” pungkasnya tanpa menyebutkan harga sapi di pasaran saat ini.
Sementara itu, Medic Veteriener Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin, drh Annang Dwijatmiko mengatakan, jika berkaca dari kebutuhan hewan kurban di tahun-tahun sebelumnya, Banjarmasin perlu lebih dua ribu ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan kurban.
“Stok biasanya perlu 2.500 ekor untuk kebutuhan kurban. Semoga pasokan sapi yang masuk ke Banjarmasin nanti bisa mencukupi keperluan kurban,” ungkapnya. (kin/K-7)