Palangka Raya, KP – Klinik Bisnis mengadakan rutinitas program setiap 2 minggu sekali, yaitu kelas pelatihan dan pembinaan yang dinamakan Kelas Klinik Bisnis atau KKB. Kelas ini sudah memasuki volume ke-3 dengan pembahasan mengenai finansial bisnis UMKM, kemarin.
Saat ini, masih banyak pelaku UMKM yang acuh dengan hal finansial usahanya, tak terkecuali pengolahan buku keuangan usaha.
Hal tersebut berdampak pada tidak tersusunnya laporan keuangan bisnis dengan rapi. Apalagi sangat disayangkan bahkan masih banyak yang tidak tahu bagaimana cara membuat sebuah buku keuangan.
Padahal, buku keuangan sebagai laporan keuangan usaha menjadi penting karena informasi di dalamnya yang bisa memberikan hasil analisis bagaimana pelaku usaha akan mengembangkan dana investasi.
Dengan melihat laporan keuangan maka penanam modal/ investor akan dapat membaca kemajuan usaha di masa depan.
Untuk bisa menarik investor tentu pelaku usaha harus mampu membuktikan kekuatan usahanya melalui buku keuangan yang baik.
Hal demikian mendorong Klinik Bisnis untuk mengangkat tema “Buku Keuangan Yang Baik, Investor Tertarik”.
“Manajemen finansial salah satunya dengan membuat buku keuangan yang baik adalah hal yang penting dalam menjalankan sebuah usaha. Agar usaha kita dapat settle dan berkembang, tentu perlu paham ilmunya. Untuk itu Kelas Klinik Bisnis kali ini sangat penting, baik itu untuk pelaku usaha yang sudah berjalan ataupun yang masih pemula,” ungkap Muhammad Asary, koordinator Klinik Bisnis.
Kelas Klinik Bisnis volume 3.1 ini mengundang Dani Rachmat K.,CFP.,CSA. Beliau merupakan seorang perencana keuangan tersertifikasi (certified financial planner) yang sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam bidang finansial.
Dalam pemaparannya, Dani Rachmat K, menyampaikan ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat buku keuangan yang baik dan kredibel.
Pertama, catatan arus kas/ cash flow sebagai perekam keluar masuknya uang; Kedua, catatan rugi & laba sebagai perekam hasil usaha dan biaya yang dikeluarkan; Ketiga, Catatan neraca sebagai perekam posisi asset, utang, dan juga modal usaha.
“Selain itu, pelaku usaha juga harus memanajemen keuangan bisnis dengan sehat, di antaranya memisahkan antara keuangan pribadi dan keuangan usaha, melakukan pencatatan yang rapi, fokus dengan tujuan, serta disiplin,” tutur alumni tehnik informatika ITS Surabaya ini.
Pria yang pernah menjadi wakil manager investasi The Indonesian Capital Market Institute ini juga mengingatkan, bahwa kita sekarang sudah berada di era teknologi, jika tidak mau ribet membuat laporan keuangan manual melalui microsoft excel, pelaku usaha dapat memanfaatkan fitur-fitur aplikasi laporan keuangan yang sudah banyak menjamur dan dapat diakses secara gratis melalui playstore masing-masing. (Opq/K-1)