Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Minyak Goreng Curah Masih Jadi Pilihan Masyarakat

×

Minyak Goreng Curah Masih Jadi Pilihan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
8 4klm 6
MIGOR CURAH - Pedagang di Pasar Antasari Banjarmasin tengah mengemas minyak goreng curah ke dalam kantongan plastik. (KP/Opiq)

Hari ini harganya turun jadi Rp 13 ribu. Baru 3-4 hari ini turunnya. Sebelumnya Rp 14 ribu per liter,” ujar Anto, salah seorang pedagang di Pasar Antasari Banjarmasin,

BANJARMASIN, KP – Pemerintah memberi sinyal akan melakukan peralihan minyak goreng dari curah jadi kemasan sederhana. Dan alasan pemerintah kembali dengan ide minyak goreng wajib kemasan tersebut adalah karena dinilai kurang higienis. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut langkah ini dilakukan secara bertahap.

Baca Koran

Sementara, dalam aturan yang diteken Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.

Merujuk aturan yang sama, minyak goreng curah hanya boleh dijual untuk konsumen masyarakat dan pengusaha mikro dan kecil. “Industri besar, industri menengah, termasuk pengemas dilarang menggunakan minyak curah,” tulis Lutfi dalam aturan tersebut.

Sementara, dari pantauan di pasar tradisional, khususnya Pasar Antasari Banjarmasin, harga minyak goreng curah justru turun. Jika sebelumnya berkisar antara Rp 14 ribu sampai 15 ribu per liter, saat ini di jual seharga Rp 13 ribu per liternya.

“Hari ini harganya turun jadi Rp 13 ribu. Baru 3-4 hari ini turunnya. Sebelumnya Rp 14 ribu per liter,” ujar Anto, salah seorang pedagang di Pasar Antasari Banjarmasin, Senin (20/6).

Diakui Anto, masyarakat saat ini lebih memilih membeli minyak goreng curah. Wajar saja, harganya jauh lebih murah dibandingkan minyak goreng dalam kemasan.

“Pasti lah lebih banyak laku minyak goreng yang curah. Kalau yang dalam kemasan hampir dua kali lipat harganya,” terangnya.

Dalam sehari, kata Anto, biasanya paling sedikit terjual 10 jirigen minyak goreng curah. Dalam 1 jirigen berisi 18 liter. Berarti, paling tidak laku terjual 180 liter saban harinya.

Baca Juga :  Harga Emas Kompak Turun

“Kalau langsung beli satu jirigen isi 18 liter harganya Rp 220 ribu,” imbuhnya.

Ditanya terkait wacana pemerintah akan menghapus minyak goreng curah di pasaran, dan sebagai gantinya dipacking dalam kemasan sederhana, sehingga harga jual jadi sedikit lebih mahal, Anto mengaku baru mengetahuinya.

Jika itu terjadi, bilang Anto, dia sangat berharap harganya masih dapat dijangkau masyarakat menengah ke bawah. Karena menurutnya, masih banyak warga yang menggunakan minyak goreng curah ini.

“Masyarakat menengah ke bawah yang berbelanja di pasar tradisional masih bergantung dan sangat membutuhkan minyak goreng curah, seperti pedagang gorengan, pedagang kaki lima, warung rumahan atau pelaku UMKM lainnya,” ungkapnya.

Diketahui, hanya ada dua negara di dunia ini yang menggunakan minyak goreng curah, yaitu Indonesia dan Bangladesh.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan, Birhasani, mengatakan, adanya wacana tentang minyak goreng curah pakai kemasan itu sebenarnya sudah mencuat pada Januari 2021 lalu.

“Pada awal 2021 sudah mau diterapkan minyak goreng wajib berkemasan. Akan tetapi industri minyak goreng belum siap, ditambah lagi ada gejolak harga minyak goreng. Dan itu dikhawatirkan memberatkan masyarakat terutama UMKM, makanya ditunda,” ujarnya, kemarin.

Menurut Birhasani, minyak goreng dalam kemasan memang akan lebih higienis, aman dan terlindungi. Dari sudut pandang kesehatan pun jika pakai kemasan dapat terhindar dari paparan luar, seperti debu-debu atau yang lainnya.

“Untuk sekarang mungkin masih belum tepat waktunya jika diharuskan wajib kemasan, mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang menggunakan minyak goreng curah. Apalagi harga minyak goreng kemasan saat ini juga masih cukup tinggi,” pungkasnya. (Opq/K-1)

Iklan
Iklan