Banjarmasin, KP – Seringnya diterjang oleh Banjir ROB alias air pasang dari luapan Sungai Martapura ternyata tidak memberi dampak terhadap kondisi pertanian yang ada di Kota Banjarmasin.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin Muhammad Makhmud mengatakan, hal itu dikarenakan, petani di Banjarmasin masih melakukan masa tanam padi dengan jenis bibit lokal.
“Petani kita masih bisa menyesuaikan. Sehingga terendam pasang tidak terpengaruh,” ucapnya saat ditemui awak media di Balai Kota, Rabu (29/06) pagi.
Bukan tanpa alasan, ia menilai hal itu dikarenakan kondisi di Banjarmasin yang memiliki perbedaan dengan kabupaten/kota lain, yang kerap mengalami puso atau gagal panen ketika terjadi banjir.
Hal itu menurut Makhmud dikarenakan, bibit yang mereka gunakan adalah jenis bibit unggul yang tahan dengan kondisi alam di Bumi Kayuh Baimbai ini.
“Di kabupaten Kota lain menggunakan bibit unggul yang biasanya terganggu ketika terjadi pasang. Di Banjarmasin sampai akhir Juni nanti baru selesai masa tanam,” ungkapnya.
Karena itu, Mahmud melanjutkan, bahwa perkiraan panen di Banjarmasin biasanya terjadi pada bulan September-Oktober. Dengan produksi sekitar 6 ton padi.
Akan tetapi lanjut Makhmud, jumlah tersebut hanya cukup untuk memenuhi keperluan masyarakat di Banjarmasin. Bahkan itu pun kerap dibantu oleh daerah tetangga, salah satunya Kabupaten Barito Kuala (Batola).
“Total luas lahan pertanian kita sekitar 2.000 hektar. Itu ada di Tanjung Pagar, Sungai Gampa dan Sungai Lulut,” tukasnya.
Sebelumnya, meski sudah memasuki musim kemarau, Kota Banjarmasin masih dihantui oleh ancaman banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Fahruraji mengatakan, kondisi itu dikarenakan posisi Banjarmasin yang dikepung tiga daerah tetangga yang berpotensi mengirim debit air tambahan.
“Dari perhitungan Stasiun Cuaca di Landasan Ulin Banjarbaru, kita ini sebenarnya sudah memasuki musim kemarau, tapi dalam beberapa hari terakhir curah hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di daerah tetangga seperti Kabupaten Batola, Banjar dan Tanah Laut,” ujarnya.
Kondisi cuaca itulah yang menurutnya patut diwaspadai oleh wilayah hilir seperti di Banjarmasin. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada kiriman debit air yang masuk ke Sungai Martapura.
“Makanya status Banjarmasin ini sebenarnya Waspada Banjir dengan skala ringan sampai sedang,” tutup Raji. (Kin/K-1)