Banjarmasin, KP – Beberapa kepala desa di Kabupaten Tabalong dan Balangan, terutama desa yang terdampak banjir mengadukan persoalan seringnya terendam air ke DPRD Kalsel.
Meluapnya sungai-sungai di kawasan Tabalong dan Balangan ini menyebabkan beberapa desa mengalami banjir, baik kawasan pemukiman maupun pertanian dengan kedalaman bervariasi antara 10 centimeter hingga satu meter.
Koordinator Orang Terkena Dampak (OTD) Antar Desa, Aud Tahyudin mengatakan banjir ini seringkali terjadi dalam delapan tahun terakhir, sehingga ratusan lahan pertanian di lima desa terendam banjir yang mengakibatkan banyak petani kehilangan pekerjaan.
Sejumlah desa yang terkena dampak itu ada di Kecamatan Lampihong, Kecamatan Pugaan Kabupaten Tabalong.
“Saat musim kemarau pun, air tetap tergenag,” kata Aud Tahyudin usai rapat dengar pendapat dengan anggota DPRD Kalsel, Kamis (2/6).
Diungkapkan, sungai yang dangkal akibat endapan menyebabkan air sungao meluap dan menggenangi sawah warga.
Tahyudin mengatakan persoalan itu tak kunjung usai meski warga sudah berulangkali memberikan aliran air agar genangan cepat surut.
“Ini sudah disampaikan dalam Musrembang desa agar segera diatasi oleh pemerintah,” tegasnya.
Meski begitu hingga kini air masih menggenag, warga yang hidup dari sektor pertanian, kini memilih menjadi kuli serabutan di kota.
Hal senada diungkapkan salah satu kepala desa, Faudin, yang desanya selalu tergenang air dalam beberapa tahun terakhir.
“Desa kami selalu terdampak banjir setiap tahun, khususnya pada musim hujan,” tambahnya.
Beberapa desa lain yang terdampak banjir adalah Lajar, Papuyuan, Matang Hanau, Mundar dan Pampanan.
Menanggapi hal tersebut anggota DPRD Kalsel, Karlie Hanafi Kalianda meminta pada Kepala daerah komitmen untuk serega menindaklanjuti hal tersebut.
“Kita minta PT Adaro, Dinas ESDM dan Dinas lingkungan berkomitmen memberikan aliran tersebut,” kata Karlie.
Sementara Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK mengusulkan aliran sungai yang dangkal kembali dikeruk dan ditambah atau di buka kanal kanal baru sehingga air cepat mengalir.
“Pengalaman yang pernah terjadi di Amuntai, bahkan hujan di Balangan maupun Tanjung juga menyebabkan Amuntai banjir,” ujar politisi Partai Golkar.
Namun dengan adanya pengerukan dan dibuat kanal baru, termasuk pembersihan gulma sungai, maka Kota Amuntai tidak lagi tergenang air. “Banjir yang sering melanda desa ini akan segera diatasi seperti halnya Amuntai,” tambah Supian HK. (lyn/KPO-1)