Oleh : Agus Kriawanto
Kepala Sekolah SDN Purwodadi, Kec. Angsana
Usaha ternak kambing kini menjadi salah satu jenis ternak yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan, mereka gemar memelihara kambing karena sejumlah alasan. Salah satunya karena pakan kambing atau rerumputan banyak tersedia dan mudah dicari di ladang atau pun di pekarangan. Salah satu jenis kambing pedaging yang banyak dipelihara oleh peternak adalah kambing kacang. Selain perawatannya yang mudah, harga jual kambing yang satu ini pun cukup tinggi dan selalu laris di pasaran.
Jenis kambing yang biasa dibudidayakan antara lain; kambing etawa, kambing kacang/jawa, kambing PE (peranakan etawa), kambing boer, kambing saanen, kambing gembrong, kambing boerawa (persilangan antara kambing boer jantan dan peranakan etawa) dan lain-lain. Dalam hal ini, penulis hanya mengkhususkan pada ternak kambing kacang. Kambing kacang ada yang menyebutnya kambing jawa. Ternak kambing kacang sangat mudah, dan kecil resiko terkena penyakit. Berdasarkan pengalaman penulis yang pernak beternak kambing sekitar 10 tahunan.
Kegiatan beternak kambing sudah tidak asing lagi dijumpai, karena banyaknya masyarakat yang kini memelihara ternak kambing. Selain bisa menjadi pengisi waktu luang, jika dilakukan dengan serius, beternak kambing pun bisa mendatangkan rupiah yang lumayan menjanjikan. Kini harga kambing jenis kacang yang jantan di pasaran berkisar antara Rp2,3 juta sampai Rp2,7 jutaan. Sedangkan yang jenis betina harganya sekitar Rp2 juta hingga Rp2,3 juta. Harga ini tidak mutlak karena tergantung gemuk dan kurusnya kambing. Banyak peminat yang memerlukan kambing biasanya untuk keperluan atau acara tertentu, misalnya aqiqah, qurban, selamatan atau pun untuk dijual dijadikan sate di warung makan. Pokoknya punya usaha ternak kambing kalau sudah jadi, dan dikenal oleh masyarakat maka untuk pemasarannya pun tidak sulit. Orang yang perlu kambing akan datang ke tempat. Setidaknya kalau memerlukan dana sewaktu-waktu, kambing bisa ditawarkan ke padagang sate atau warung makan.
Untuk memulai beternak, idealnya peternak bisa membeli bibit empat ekor kambing betina dan 1 ekor kambing jantan. Kemudian dibuatkan kandang cukup dengan ukuran 2m x 3 m, lebih besar dari ukuran tersebut lebih bagus. Jumlah kambing betina lebih dari jumlah itu pun lebih bagus, karena akan berkembang lebih cepat. Mengapa harus ada kambing jantan? Karena untuk mengawinkan kambing peliharaannya tidah perlu pinjam kambing jantan milik peternak yang lain. Kondisi kandang terserah peternak membuatnya. Mau dibuat kandang jenis panggung atau tidak. Semuanya ada kelebihan dan kekurangannya.
Dibuat kandang jenis panggung, kambing tidak mudah kena masuk angina (kembung) dan gangguan hewan lain serta kondisi kambing kelihatan bersih. Kalau dibuat biasa, tidak model panggung untuk kandangnya, jenis kambing akan mudah kena masuk angin (kembung). Namun berdasar pengalaman penulis waktu beternak kambing karena ingin menghemat biaya pembuatan kandang. Kandang dibuat jenis kandang yang tidak model panggung, kandang seadanya. Kambing terbiasa di tanah dan tahan. Tidak mudah kena masuk angin (kembung) dengan catatan kambing diumpani atau diberi makan yang cukup. Walau musim dingin atau hujan kambing akan tahan. Resiko kandang tidak berpanggung biasanya kambing ada gangguan yaitu jenis semut api (semut cetet, bhs jawa).
Dengan kandang seadanya, bukan jenis panggung biasanya sisa makanan berupa rumput dan dedaunan sebagai alas tidur kambing. Hari demi hari rumput dan dedaunan menumpuk bersama kotoran hewan tersebut. Dalam waktu sekitar tiga hingga empat bulan sudah jadi pupuk kandang yang memiliki nilai ekonomis yang bisa dijual atau dimanfaatkan sendiri sebagai pupuk. Kalau memiliki jenis tanaman di belakang rumah atau di ladang, maka sisa kotoran bisa dimanfaatkan untuk tanaman sebagai pupuk. Dan apabila dijual harga satu sak pupuk kandang campuran rumput dan kotaran hewan tersebut juga laku (biasanya dibeli petani sayur) dengan harga antara Rp20 ribu hingga Rp25 ribu. Inilah manfaat ternak kambing, sebagai usaha sampingan yang banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan.
Ada juga yang beralasan ternak kambing hanya diambil pupuknya saja untuk menanam sayur. Ada juga yang beralasan dengan ternak kambing supaya kalau sewaktu-waktu perlu daging untuk acara atau keperluan keluarga tinggal memotong saja, tidak usah membeli. Ada juga yang beralasan dengan ternak kambing untuk mengisi waktu luang karena sudah ada pekerjaan yang tetap (Nggo nduwe-nduwenan, bhs jawa).
Membeli bibit kambing untuk ternak, harus jeli. Karena kambing yang dipelihara peternak lain yang akan dibeli untuk keperluan bibit ternak belum tentu dalam kondisi sehat semua. Kalau tidak jeli, bisa-bisa yang dibeli dalam kondisi tidak sehat. Tidak sehatnya bagaimana? Bisa jadi kambing dalam kondisi sakit kulit atau gudiken (bhs Jawa). Maka untuk bibit kambing idealnya harus kondisi baik, sehat. Kalau sudah terlanjur dibeli dan baru ketahuan kalau kondisi “gudiken” bagaimana solusinya? Harus segera diobati dengan kunyit dan lengkuas. Kunyit dan lengkuas diparut dan dioleskan ke bagian yang “gudiken” tadi. Dan sebagian parutan kunyit dan lengkuas dicampur air secukupnya, diperas, disaring diminumkan atau dicomborkan ke kambing yang sakit tersebut. Pokoknya ciri-ciri bibit kambing yang sehat yaitu bulu kulit bersih, kambing gemuk, daun telinga agak lebar walau jenis kacang. Daun telinga mulus tidak bintil-bintil seolah habis kena gigitan nyamuk. Bagian kaki bersih, perut tidak ada luka. Dan kotorannya printil
an dan bukan jenis kotoran mencret.
Jenis umpan atau pakan kambing bermacam-macam, rumput teki, rumput gajah, daun nangka, daun laban, lodo, daun gamal atau daun kleresede. Daun gamal atau kleresede bagus untuk pakan kambing. Konon, salah satu manfaat daun gamal adalah kambing akan tahan terhadap jenis penyakit kulit. Dan daun gamal bisa dibudidayakan dengan mudah, ditanam sebagai pagar hidup pekarangan dan bermanfaat untuk pakan ternak.
Supaya tidak gampang kembung/masuk angin, sehari kambing sebaiknya diberi umpan atau pakan tiga kali sehari dengan kadar pakan yang cukup. Kalau kambing bersuara, mengembek berarti pakan kurang. Kambing juga perlu minum sekali sehari apalagi kalau cuaca panas, bagus dicampur garam secukupnya sebagai zat kalsium untuk nafsu makan. Kalau menginginkan kambing peliharaan bagus dan gemuk, porsi makan ditambah untuk malam hari. Pokoknya beda deh, kalau kambing malam hari diberi makan dan tidak.
Dalam kondisi normal kambing yang dipelihara, dalam waktu 1,5 tahun akan beranak 2 kali. Dan kambing yang beranak tersebut, rata-rata anaknya dua ekor. Jarang yang hanya beranak satu ekor. Kalau induk yang dipunya peternak ada empat ekor, sekali beranak sudah delapan ekor dan dalam waktu 1,5 tahun sudah 16 ekor anaknya. Inilah ternak kambing yang menjanjikan hasil. Di samping bisa beranak pinak, pupuk kandangnya memiliki nilai ekonomis.