Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Anak dan Generasi Cerdas Literasi
(Refleksi Hari Anak Nasional)

×

Anak dan Generasi Cerdas Literasi<br>(Refleksi Hari Anak Nasional)

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nor Hasanah, S.Ag, M.I.Kom.
Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin

Menarik ketika membaca di laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI terkait dengan tema Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli 2022 yaitu ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’. Tema ini angkat masih berkaitan dengan kondisi Indonesia yang saat ini masih dalam suasana pandemi yang belum sepenuhnya pulih sehingga kita semua masih harus selalu menerapkan protokol kesehatan.

Baca Koran

Adanya peringatan HAN ini menjadi moment yang spesial dunia anak Indonesia yang selalu dirayakan setiap tahunnya sebagai wujud perlindungan dan kepedulian serta perhatian terhadap anak-anak di seluruh Indonesia.

Melindungi anak tentunya menjadi kewajiban yang utama bagi setiap orang tuanya. Melindungi anak tentunya tidak hanya secara fisiknya, tetapi juga yang terpenting adalah melindunginya dengan memberikan berbagai ilmu pengetahuan dalam dirinya agar kelak menjadi orang berguna bagi masa depannya.

Bangun Budaya Literasi Anak

Setiap anak dilahirkan untuk menjadi jenius, namun setelah mereka masuk sekolah hanya sebagian kecil dari mereka yang mendapatkan predikat jenius. Hal ini disebabkan modal utama dalam pembelajaran di negara ini adalah anak harus kemampuan literasi (membaca, menulis dan berhitung), padahal perkembangan tiga hal ini antara satu anak dengan yang lain berbeda-beda. Ada anak yang tumbuh dengan cepat kemampuan berbahasa serta minat membacanya ada pula yang lambat. Semua itu dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari keluarga, sekolah hingga masyarakat.

Indonesia masih mempunyai tugas besar dalam dunia pendidikan terutama untuk mendongkrak minat baca masyarakat untuk itu pemerintah dalam hal ini adalah menteri pendidikan mengambil langkah nyata untuk memperkuat pendidikan karakter melalui kegiatan literasi sekolah. Kebijakan ini merupakan wujud nyata langkah pemerintah yang menyadari bahwasannya membaca adalah kunci untuk membentuk karakter yang baik, semakin banyak membaca maka semakin luas cara pandang seseorang begitu pula sebaliknya.

Baca Juga :  PENANGANAN ANAK JALANAN

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti pada huruf (F) berisi tentang Kegiatan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti di Sekolah melalui pembiasaan pembiasaan angka ke VI salah satu kewajiban seorang anak dalam pembelajaran adalah kewajiban 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran setiap hari. Pemerintah dalam hal ini menjadikan kebiasaan membaca sebagai kegiatan wajib bagi setiap anak dengan harapan kelak menjadi budaya dalam kehidupan mereka. Untuk itu pemerintah mengajak seluruh stake holder pendidikan ikut andil dalam kegiatan tersebut, mulai dari keluarga, sekolah hingga masyarakat.

Mengingat anak memiliki ciri khas tersendiri berbeda dengan orang dewasa karena anak bukanlah orang dewasa yang bertubuh kecil maka mereka membutuhkan ruang dan cara yang berbeda, apalagi mereka pun memiliki kecenderungan yang berbeda-beda tentunya hal ini membutuhkan perlakuan yang berbeda pula. Anak memiliki dunia mereka sendiri untuk itu mereka memerlukan banyak bimbingan, anak belum dapat memilih bacaan sastra yang baik untuk dirinya sendiri. Anak akan membaca apa saja bacaan yang ditemui tak peduli cocok atau tidak untuknya karena memang belum tahu.

Agar anak dapat memperoleh bacaan yang sesuai dengan perkembangannya, semua pihak mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat harus peduli dengan bacaan sastra yang mereka konsumsi. Bacaan sastra yang tepat akan berperan menunjang pertumbuhan dan perkembangan berbagai aspek kedirian anak ke arah yang positif begitu pula sebaliknya. Pemilihan bacaan juga haruslah mempertimbangkan faktor budaya karena anak dibesarkan dan belajar tidak dalam kefakuman budaya. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup setiap manusia. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.

Baca Juga :  Sampah Menggunung, Menjadi Berkah atau Masalah?

Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik. Bukan hanya itu kebiasaan membaca juga dapat membentuk karakter seorang anak. Seperti yang diterangkan di atas bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus menggenjot minat baca masyarakat khususnya peserta didik. Melalui membaca pemerintah mengharapkan terbentuk karakter yang baik sejak dini. Karakter tersebut berasal dari materi baca yang berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global dan disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, sehingga harapan anak-anak kita menjadi terlindungi dari berbagai kebodohan, dan Indonesia menjadi Maju. Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2022.

Iklan
Iklan