Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Kadisdik : Perlu Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah di Bidang Pendidikan

×

Kadisdik : Perlu Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah di Bidang Pendidikan

Sebarkan artikel ini
15 kalteng3 7
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, H. A. Syaifudi. (kp/ant)

Palangka Raya, KP – Guna memajukan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya, perlu adanya sinkronisasi program pusat dab daerah yang akan dilaksanakan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalteng, A. Syaifudi kepada media, mengungkapkan hal itu usai menghadiri pembukaan kegiatan Advokasi IKM, Asistensi Pendampingan PBD, PSP, dan Rakor Pendidikan pendidikan SE Kalteng, di Palangka Raya pada Senin (11/7).

Baca Koran

Dikemukakan kegiatan yang diikuti dan digelar oleh Badan Pengembangan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalteng itu adalah, sinkronisasi program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Provinsi se- Indonesia.

ia menyebutkan untuk Provinsi Kalteng dijembatani oleh BPMP dalam mewujudkan sinkronisasi tersebut. Dimana pihak Provinsi Kalteng dan Kabupaten/Kota melalui Disdik, memberikan dukungan terhadap salah satunya program Merdeka Belajar, mulai dari assesment nasional meliputi literasi, generasi dan lingkungan belajar, survey guru dan lainnya.

Kemudian ada juga program Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, SMK Pusat Keunggulan dan Rapor Pendidikan hingga perencanaan berbasis data.

Jadi inilah yang di sinkronisasi, bagaimana dukungan Pemerintah Provinsi terhadap program Merdeka Belajar secara nyata. Dukungannya bukan hanya secara moril saja, namun juga dukungan dana dan anggaran agar semuanya berjalan dengan baik

Adapun program Merdeka Belajar merupakan program yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi Nadiem Anwar Makarim. Dimana dulu kita mengenal istilah ujian nasional (UN) yang kemudian dirubah menjadi assesment nasional.

Dan oenilaian UN yang dulu dilakukan kepada seluruh siswa, sekarang ini diganti dengan assesment nasional yang menggunakan sampel siswa. Dimana 40 persen jumlah siswa akan dilakukan assesment hingga guru dan juga Kepala Sekolah juga dilakukan assesment, sehingga kelihatan potret lingkungan belajarnya.

Baca Juga :  Gubernur Silaturahmi Ke Kajati Kalteng dan Korem 102/PP

Dijelaskan saat ini sudah tahun pertama dan kita akan lakukan yang tahun kedua untuk assesment. Intinya Merdeka Belajar ini menjadi katalisator misalnya program Guru Penggerak. Bagaimana Guru bisa melakukan perubahan-perubahan yang mendasar, di era saat ini. (drt/k-10)

Iklan
Iklan