Oleh : Rusdah
Pegiat Pena Banua dan Aktivis Dakwah
Pemuda merupakan harapan bangsa yang akan menentukan arah peradaban. Di masa mudalah seseorang dapat mengembangkan diri dan memaksimalkan kemampuan yang ada agar bermanfaat bagi orang lain. Di masa ini pula merupakan proses bagi sesorang untuk mencari jati diri yang sesungguhnya. Begitu banyak catatan sejarah yang diukir oleh para pemuda dengan keberanian dan ketangguhan mereka. Melihat besarnya potensi yang dimiliki oleh pemuda, berbagai kegiatan dan pelatihan diadakan demi menumbuhkan jiwa kepemimpinan di dalam jiwa mereka agar mampu menjadi agen perubahan.
Salah satu kegiatan tersebut diadakan oleh Pelajar Islam Indonesia (PII) Tanah Laut dalam kegiatan Leadership Basic Training (LBT), Leadership Intermediate Training (LIT), dan Kursus Pemandu di MAN Tanah Laut pada Senin, 27 Juni 2022. Pelatihan ini diadakan selama 10 hari mulai 25 Juni sampai 5 Juli 2022. Kegiatan pelatihan ini diikuti berbagai pelajar dan mahasiswa dari Kalimantan Selatan serta Kalimantan Tengah kurang lebih 60 peserta. Acara LBT dan LIT ini diharapkan mampu mencetak generasi agent of change dan memiliki jiwa kepemimpinan. Sedangkan kegiatan Kursus Pemandu dan Mualim diharapkan mampu menyiapkan para pemuda menjadi pengisi kegiatan Islam lainnya (kalsel.antaranews.com 26/06/2022).
Dikutip dari kalsel.antaranews.com, Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) PII Kalimantan Selatan (Kalsel) Rizki Fadillah mengatakan bahwa kegiatan LBT dan LIT ini ibarat proses pembuatan pedang, dari sebuah besi yang masih utuh menjadi pedang tajam yang berguna bagi manusia. Di penghujung kegiatan, para peserta diberikan sosialisasi wawasan kebangsaan mengenai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika oleh Anggota Komisi IV DPRD Kalsel, Zulfa Asma Vikra, SH., MH (kalsel.antaranews.com 26/06/2022).
Kegiatan pelatihan kepemudaan seperti ini sudah banyak dilakukan ditengah-tengah masyarakat. Namun, belum nampak pengaruh yang signifikan terhadap penyelesaian masalah bangsa. Bagaimana dapat menyentuh akar masalah, sedangkan materi yang disampaikan hanya sebatas pengembangan diri, wawasan kebangsaan atau cara menjadi agent of change. Seharusnya materi yang didapatkan oleh para pemuda adalah bagaimana cara untuk merebut kekayaan alam yang telah diambil oleh para asing aseng, mengokohkan aqidah para pemuda agar tidak tergerus oleh pemikiran sekuler dan menjauhkan pemahaman mereka dari sistem kapitalisme yang mengedepankan asas manfaat.
Tidak hanya itu, berbagai pelatihan nyatanya hanya sebatas teori yang tidak diaplikasikan oleh para peserta. Justru pengaruh pemikiran dari luar lebih cepat diterima dan merasuk ke dalam jiwa mereka. Telah banyak fakta rusaknya moral anak muda saat ini, mulai dari hilangnya rasa hormat terhadap orang tua hingga masuk ke dalam komunitas kaum penyuka sesama jenis. Kondisi ini sangat memprihatinkan, sekalipun telah berganti pemimpin dan kurikulum Pendidikan namun hal tersebut tidak mengubah karakter generasi bangsa ke arah yang lebih baik.
Semua permasalahan tersebut bersumber dari penerapan sistem kehidupan yang salah yaitu kapitalisme. Sistem kapitalisme telah membentuk karakter pemuda yang individualis, sekuler dan bermental tempe. Mereka bingung menemukan jati diri sebagai seorang pemuda. Problem ini akan terus ada selama sistem yang dijalankan adalah sistem kapitalisme.
Sudah seharusnya umat beralih kepada sistem yang sesuai dengan fitrah manusia yaitu sistem Islam. Sistem yang mencatat banyak sejarah kegemilangan pemuda cemerlang. Di dalam sistem inilah para pemuda benar-benar layak disebut sebagai pemuda tangguh dan berani. Lihatlah bagaimana gagah beraninya Khalid Bin Walid menghadapi semua medan peperangan tanpa ada celah rasa takut sedikit pun mati di medan perang. Beliau berhasil menjadi panglima peperangan dengan stategi yang tidak dapat dikalahkan musuh. Tak hanya itu, pemuda yang telah dijanjikan Rasulullah Saw. menjadi panglima dan pasukan terbaik di masanya yaitu Muhammad Al-Fatih. Di usia mudanya, beliau mampu menaklukan Konstantinopel, tanpa menggunakan kekerasan dan genosida.
Begitu banyak contoh pemuda Islam yang tercatat oleh sejarah goodlooking secara internal dan eksternal. Mereka memiliki aqidah yang kuat dan pengetahuan yang luas. Ilmu yang mereka dapatkan tidak sekedar wawasan kebangsaan, pengembangan diri ataupun cara menjadi agent of change. Namun mereka mendapatkan ilmu yang lebih luas dari itu yaitu aqidah, nafsiyah dan ilmu duniawi yang mumpuni. Sehingga wajar jika system Islam Berjaya dan bertahan selama kurang lebih 13 abad lamanya di 2/3 belahan dunia. Generasi terbaik ini hanya akan terwujud dalam naungan negara yang menerapkan syariat Islam dalam kehidupan.