Banjarmasin, KP – Rencana penutupan akses Jembatan Sulawesi 2 mulai dimatangkan. Pasalnya, saat ini Dinas Perhubungan bersama Satlantas Polresta Banjarmasin akan melakukan simulasi pengaturan lalulintas di kawasan tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Lalulintas Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Fepbry Ghara Utama mengatakan, simulasi itu akan dijalankan mulai pukul 7.00 WITA. Atau jam 7 pagi.
“Rencananya dari kita (Dishub) akan menurunkan dua regu, sebanyak 14 orang kita siapkan di beberapa titik untuk mengatur arus lalulintas di sana,” ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (25/07) malam.
Ia menjelaskan bahwa simulasi ini merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat bahwa per tanggal 27 Juli nanti akses Jembatan Sulawesi 2 full ditutup untuk pembangunan konstruksi jembatan.
“Nanti petugas kita akan disebar di sekitaran Jembatan Sulawesi 2. Untuk sementara simulasinya hanya pagi saja,” ujarnya.
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan pihaknya juga akan meletakkan petugas di pertigaan Jalan Sungai Jingah untuk memberitahukan kepada pengendara bahwa nantinya akan ada penutupan akses di Jembatan Sulawesi 2. “Sampai sekarang pengalihan arus karena penutupan masih akses ink masih seperti sebelumnya, nanti kita lihat lagi di lapangan apakah ada yang harus diubah atau tidak,” ujarnya.
Sehingga, Jembatan Sulawesi 1 yang sebelumnya hanya dilalui lajur satu arah dari Pasar Lama menuju Masjid Jami, juga akan digunakan sebagai akses lalu lintas dari arah sebaliknya. “Jadi karena akan dilakukan pembangunan, arus lalulintas di Jembatan Sulawesi 2 itu dialihkan ke Jembatan Sulawesi 1,” ucapnya.
Ia menjelaskan, penutupan akses Jembatan Sulawesi 2 tersebut akan mulai diterapkan pada 27 Juli sampai dengan 31 Desember 2022 mendatang.
“Informasi dari Dinas PUPR memang sampai akhir Desember 2022, sesuai dengan masa kontrak pengerjaan jembatan,” jelasnya.
Pengalihan arus ini, diakuinya merupakan salah satu dari rekayasa lalulintas yang sudah disiapkan untuk diterapkan di ruas jalan yang terkenal dengan kepadatan arus lalulintas setiap memasuki jam sibuk tersebut.
Meski akses Jembatan Sulawesi 2 ditutup, Fepbry menuturkan, di sisi Masjid Jami masih diberikan jalan kecil bagi warga yang ingin menuju ke Sungai Miai dan AKT (Antasan Kecil Timur).
“Hanya untuk kendaraan roda dua saja, sedangkan kendaraan roda empat yang ingin menuju Pasar Lama diarahkan untuk memutar balik menuju ke atas Jembatan Sulawesi 1,” ungkapnya.
“Begitu juga pengguna jalan yang keluar dari Jalan Pasar Lama, kendaraan roda dua maupun roda empat yang ingin menuju ke arah Masjid Jami kami arahkan lewat jembatan Sulawesi 1,” tambahnya.
Kendati demikian, Fepbry mengakui bahwa rekayasa lalulintas yang sudah disiapkan tersebut masih belum baku, alias masih bisa berubah.
Pasalnya, pihaknya masih belum mengetahui apakah rekayasa lalulintas yang mengarahkan pengendara untuk putar-balik menaiki jembatan tersebut bisa diterapkan tanpa berdampak terhadap arus lalulintas lainnya.
Karena itu, pihaknya akan melakukan simulasi penerapan rekayasa lalulintas tersebut pada H-1 penutupan. “Dari simulasi itu kita bisa melihat apakah metode putar-balik ini baik bisa dijalankan atau malah membuat kemacetan,” tukasnya.
“Jika hasilnya malah membuat macet, maka besar kemungkinan akan kita ambil jalan lurus saja, tidak ada putar-balik ke jembatan,” sambungnya.
Dalam penerapannya nanti, Fepbry memastikan pihaknya akan menempatkan petugas Dishub yang standby untuk mengatur arus lalulintas di kawasan tersebut.
Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan dikarenakan kawasan tersebut dipastikan akan terjadi kepadatan lalulintas. “Jadi kita mengimbau kepada masyarakat Kota Banjarmasin untuk menghindari ruas jalan ke arah Jembatan Sulawesi dan mencari jalan alternatif lain supaya tidak terjebak kemacetan, terutama pada saat jam sibuk,” pungkasnya. (kin/K-7)