Banjarmasin, – Berawal dari usaha turun temurun keluarga dalam pelestarian kain khas Kalimantan Selatan sejak tahun 1990, Sasirangan Kayuh Baimbai berfokus pada pengolahan kain panjang berukuran 250 x 110 cm.
Kain olahan yang unik ini memiliki dua hingga tiga warna hasil celupan pewarna napthol dan ikatan karet gelang maupun karet ban. Menghasilkan efek warna-warna yang saling bersandingan, dengan sentuhan warna yang menyatu di warna lainnya.
Kurang lebih seperti itulah gambaran produk dari Sasirangan Kayuh Baimbai, salah satu mitra binaan unggulan dari Pertamina yang berlokasi di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Bergabung sejak tahun 2019, Muhammad Efsan Ridhoni atau biasa disapa Efsan merasakan dampak yang sangat baik ketika usahanya memilih untuk bergabung bersama Pertamina.
“Kami mendapat kesempatan mengikuti pameran di berbagai kota, alhamdulillah mendapat buyer baru sekaligus mengenalkan kain khas Kalsel secara lebih luas,” tutur Efsan dengan bangga.
Tercatat mulai dari pameran tingkat lokal hingga nasional berhasil diikuti oleh usaha yang juga bergabung menjadi anggota UMKM dari Rumah BUMN Kalsel.
“Pernah ikut pameran Kaltim Fair di Samarinda, Pameran Erau di Tenggarong, kalo skala nasional diajak Pertamina untuk buka stand di Pameran ICRA, Pameran Batik Nasional, dan Pameran INACRAF, semuanya di Jakarta,” bebernya.
Efsan menjelaskan, salah satu yang menjadi daya tarik dari produk Sasirangan Kayuh Baimbai adalah bentuk dari motif yang banyak mengambil ide dari lingkungan alam serta cerita rakyat daerah Kalimantan Selatan.
“Makna yang dimiliki mengandung pesan dan harapan yang baik bagi masyarakat yang menggunakannya,” jelas Efsan.
Selain kesempatan mengikuti berbagai pameran, sejak bergabung menjadi mitra binaan Pertamina, Efsan mengaku juga memperoleh peningkatan omset penjualan, yang sempat menurun pasca pandemi COVID-19. Bahkan peningkatannya mencapai hingga 50 persen.
“Sering diadakan berbagai kelas online terkait kewirausahaan, sehingga kami mampu berkembang menjadi lebih baik dan meningkatkan nilai jual dari produk kami,” tutur Efsan.
Dijelaskan bahwa Sasirangan Kayuh Baimbai menjadi salah satu dari 740 UMKM yang menjadi binaan Rumah BUMN Kalsel. Dimana Rumah BUMN yang juga dinaungi Pertamina ini melakukan program-program pengembangan bagi para UMKM, mulai dari pendampingan, pengolahan legalitas, dan berbagai pelatihan, baik secara online maupun offline.
“Kami mendapat dukungan yang luar biasa dari program kemitraan Pertamina, sehingga UMKM di Kalsel dapat berkembang menjadi lebih baik dan tentunya semakin meningkat kesejahteraannya,” tutur Fadhilah Rifki, CEO Rumah BUMN Kalimantan Selatan. (Opq/KPO-1)