Banjarmasin, KP – Baru-baru ini, jagat sosial media tengah diramaikan oleh postingan video yang menampilkan sekelompok wanita yang berjalan bak seorang model di zebra cross depan Duta Mall Banjarmasin.
Namun tidak lama setelah itu, keluar peringatan dari Satlantas Polresta Banjarmasin yang menjelaskan bahwa fungsi zebra cross adalah fasilitas publik yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, bukan untuk aktivitas lain.
Selain itu, dalam flyer resmi yang diunggah akun Instagram @satlantaspolrestabjm itu juga menegaskan agar tidak menggelar aktivitas fashion show di fasilitas zebra cross.
Setelah diusut, para wanita yang ada dalam konten ‘Banjarmasin Fashion Week’ itu rupanya adalah model yang tergabung dalam agensi Egy Gallery Model milik Egy Obob Karisma.
Saat dikonfirmasi terkait hal itu, Egy membenarkan para model yang berjalan dalam konten video tersebut memang berada dalam agensi miliknya.
Namun, ia menjelaskan bahwa aktivitas fashion show yang dilakukannya dalam video viral tersebut merupakan challenge bagi model di bawah naungan agensi miliknya.
“Kami memang memiliki kiblat ‘fashion street’, yang sudah dilakukan sejak tahun 2017. Sehingga kami tidak terfokus di dalam ruangan saja,” jelasnya saat ditemui awak media di depan Balai Kota, Minggu (31/07) petang.
Bukan tanpa alasan, menurutnya dunia fashion itu adalah dunia seni yang tidak terbatas, dan aktivitas fashion show di ruang publik yang viral itu merupakan lanjutan dari program di agensi model miliknya.
“Jadi kita tidak ikut-ikutan latah mengikuti tren Citayam Fashion Week, karena di agensi kami ini memang identik dengan fashion street,” ungkapnya.
“Cuma, kebetulan kemarin itu kami menggunakan zebra cross untuk konten yang sekarang viral,” katanya.
Dirinya mengakui bahwa aktivitas fashion show di zebra cross itu memang menyalahi aturan. Bahkan salah satu model di agensinya sempat mendapat teguran dari petugas agar tidak lagi melakukan kegiatan serupa di fasilitas milik pejalan kaki tersebut.
“Tapi sebenarnya itu hanya sebuah ekspresi dari kami yang memakai busana. Tapi lokasinya itu yang menjadi kesalahan kami,” tukasnya.
“Sebenarnya hanya untuk konten saja, bukan fashion show. Dan itu hanya beberapa detik saja memakai zebra cross,” tegas Egy.
Disisi lain, ia mengakui fasilitas publik di Kota Banjarmasin yang Instagramable bisa dipakai untuk catwalk modelnya masih sangat terbatas. Banyak yang harus mengantongi izin dulu sebelum melakukan pemotretan.
“Lokasi yang sering dipakai untuk menjalankan program kami itu hanya di kawasan Kota Lama dan Citraland, kalau di tempat lain banyak yang harus berizin,” pungkasnya. (nau/K-3)