Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Selamatkan Generasi Muda dari Liberalisme!

×

Selamatkan Generasi Muda dari Liberalisme!

Sebarkan artikel ini

Oleh : Mita
Komunitas Pena Banua

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan menggelar acara One Day for Children di Taman Edukasi Banua, Banjarmasin pada Jumat 15 Juli 2022 yang lalu. One Day for Children ini digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2022. Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor bersama dengan Ketua PKK Kalsel Hj Raudatul Jannah.

Baca Koran

Menurut Sahbirin Noor, kegiatan ini sebagai salah satu wujud pemenuhan hak anak, memberikan kesempatan bagi anak untuk dapat mengaktualisasikan potensi diri dan kreativitasnya dengan penuh keceriaan dan kegembiraan. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Siti Nuryani mengatakan, pada kegiatan ini anak-anak dibebaskan untuk mengekspresikan dirinya. Baik dalam menampilkan tari-tarian, seni budaya lokal, menyanyi, hingga baca puisi.

Melihat dari sisi lain, keceriaan dan kegembiraan anak-anak nampaknya masih belum sempurna. Lihat saja, di negara kita ini masih banyak kita temui banyak kekerasaan yang terjadi terhadap anak. Bahkan selain itu juga masih sangat banyak anak-anak yang harus merasakan kesedihan, kemiskinan, kelaparan, tidak mendapatkan pendidikan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jangan sampai Hari Anak Nasional (HAN) menjadi seremonial belaka. Jangan sampai kegembiraan anak-anak hanya diingat saat Hari Anak Nasional saja. Kompleksitas permasalahan yang menimpa generasi anak-anak, semuanya harus dicari akar permasalahan dan solusinya yang tepat.

Bicara soal problematika umat yang kini dirasakan, sudah pasti tak lepas dari sistem yang digunakan di kehidupan saat ini. Sekulerisme liberalisme akut, itulah sistem yang yang sedang kita gunakan saat ini yang mana sistem ini sangatlah merusak. Budaya-budaya liberal yang disukai generasi muda saat ini membuat mereka semakin jauh dari agama mereka sendiri. Mereka merasa bebas bisa melakukan apa saja yang mereka suka seperti pacarana, seks bebas, hingga L6B7, seolah menjadi hal yang lumrah di tengah masyarakat. Padahal jelas sekali di dalam Islam semua itu adalah dosa.

Baca Juga :  BUMI YANG LUKA, DIRI YANG LELAH

Disinilah dipertanyakan, dimanakah ayah dan ibu mereka? Ayah dan ibu nampaknya juga menyerahkan anak mereka begitu saja kepada lembaga pendidikan. Sedangkan semua tahu, lembaga pendidikan pada sistem sekarang ini tidak luput dari serangan pemahaman sekuler liberal. Bukan hanya SMP, bahkan MTs pun demikian. Banyak ditemukan pelajar MTs yang juga tidak malu melakukan aktivitas pacaran.

Media pun juga tidak selamat dari sekuler liberal, bahkan cenderung menjadi corong makin mendalamnya budaya liberal ini diadopsi oleh generasi muda saat ini. Terlebih lagi saat ini generasi muda nampak sangat latah dalam mengekspresikan kebebasannya di media sosial. Budaya liberal dari Barat masuk dengan mudahnya tanpa ada filter melalui media sosial yang kini tidak bisa terpisahkan dari generasi muda.

Setelah melihat begitu mirisnya keadaan generasi muda saat ini, dapat kita simpulkan bahwa sekuler liberal lah yang menjadi akar dari permasalahan ini semua. Liberalisme lahir dari sekulerisme, yaitu paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Paham ini membuang agama dari benak umat dalam mengatur tingkah laku kita dan membenarkan setiap perbuatan meski terlarang dalam agama. Padahal, agama seharusnya menjadi pedoman yang akan menyelamatkan umat manusia dari kerusakan. Agama lah yang menjadi pegangan kita selama hidup di dunia ini.

Dimana-mana saat ini tidak ada yang benar-benar menerapkan syari’at Islam. Semuanya sudah dirasuki oleh sekulerisme liberalisme. Dari segi pendidikan, sosial, politik, dan lainnya. Inilah yang mengakibatkan kehidupan kita semakin banyak problem dan masalah tiada henti, karena sistem yang kita gunakan bukanlah sistem yang berasal dari Tuhan semesta alam, bukan berasal dari Allah SWT.

Sedari dini, anak-anak harus sadar bahwa sebenarnya tujuan hidup adalah menjadi ridha Allah semata. Ketakwaan inilah yang dapat mengantarkan mereka pada perilaku yang selalu terikat dengan syari’at Islam. Mereka akan berpikir sebelum bertindak, mereka akan mampu membedakan mana saja perbuatan yang mengundang pahala dari Allah dan mana saja perbuatan yang mengundang murka Allah.

Baca Juga :  Kampus Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan, Sudah Cukupkah?

Terakhir, saatnya menyadari bahwa sistem yang kita gunakan saat ini adalah salah dan harus diganti dengan sistem yang benar, yaitu sistem yang berasal dari Allah. Pemerintah harus menjadi yang terdepan dalam mengurusi dan menjaga umatnya, terkhusus generasi muda dari bahaya liberalisme. Pemerintah wajib menjaga suasana keimanan masyarakat dengan menerapkan kebijakan dan mengontrol media. Hal ini agar anak-anak fokus untuk menjalankan tujuannya menjadi hamba Allah yang mulia dan bermanfaat bagi umat.

Iklan
Iklan