Banjarmasin, KP – DPRD Kalsel diserbu gelombong aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang disampaikan organisasi kepemudaan di wilayah Kalsel.
Akhir demonstrasi dimulai pukul 10.00 Wita oleh belasan pemuda dari organisasi Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK), disusul pada pukul 15.00 Wita dari Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalsel.
Sehari sebelumnya, aksi penolakan kenaikan BBM juga disampaikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalsel.
Bahkan turunnya hujan tidak mengurangi keinginan mahasiswa ini untuk bertemu Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK, sehingga sempat terjadi aksi saling dorong dengan petugas pengamanan.
Padahal Wakil Ketua dan Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel, HM Rosehan NB dan Gusti Abidinsyah beserta anggota Komisi II DPRD Kalsel, Fahrani sudah meninggalkan lokasi demonstrasi di Jalan Lambung Mangkurat, mengingat hujan mulai turun.
Menyikapi hal tersebut, akhirnya Gusti Abidinsyah kembali di tengah turunnya hujan untuk menerima tuntutan atau aspirasi dari HMI Kalsel, terkait penolakan kenaikan harga BBM.
“Kita mewakili Ketua DPRD Kalsel menerima tuntutan dari HMI Kalsel,” kata Gusti Abidinsyah.
Menurut Abidinsyah, Partai Demokrat di DPR RI menolak kenaikan harga BBM, atau paling tidak merevisi agar kenaikan harga tersebut agar tidak membebani masyarakat.
“Kita berjuang agar kenaikan BBM ini tidak membebani masyarakat, bahkan diintruksikan Ketua Umum Partai Demokrat untuk turun ke jalan,” tambah politisi Partai Demokrat.
Sementara itu, DPRD Kalsel merencanakan untuk mengundang perwakilan aksi demontrasi penolakan kenaikan harga BBM untuk menyamakan persepsi.
“Kita akan undang perwakilan demonstran ini untuk menyamakan persepsi soal kenaikan BBM,” kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalsel, HM Rosehan Noor Bachri kepada wartawan, usai menerima aksi demonstrasi dari Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK), Rabu (7/9), di Banjarmasin.
Hal ini dikarenakan aksi penolakan BBM ini dilakukan beruntun oleh organisasi kepemudaan, dimana pada Selasa (7/9) dilakukan Pergerakan Pemuda Islam Indonesia (PMII).
“Hari ini, aksi penolakan juga dilakukan LSISK dan Badko Himpunan Pemuda Islam (HMI),” jelas politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Menurut Rosehan, menyamakan persepsi ini dikarenakan tiga organisasi kepemudaan ini menyuarakan aspirasi yang sama, sehingga perlu diseragamkan dan disepakati secara resmi sebelum disampaikan ke pusat.
“Rencananya pertemuan dilakukan pada 12 September 2022 mendatang,” ujar Rosehan.
Sebelumnya, koordinator aksi LSISK, Iqbal Hambali mengatakan sengaja menyamapaikan tiga tuntutan kepada pemerintah, terkait kenaikan harga BBM per 3 September 2022 lalu.
“Tiga tuntutan ini, yakni turunkan harga BBM, alihkan subsidi dari komunitas ke perorangan, dan penyaluran subsidi tepat sasaran,” katanya usai aksi demontrasi di depan Gedung DPRD Kalsel.
Aksi demonstrasi yang dilakukan beberapa orang ini ditemui Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalsel, HM Rosehan NB, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi dan Habib Musa Assegaff. (lyn/KPO-1)