Banjarmasin, KP – Kelas Klinik Bisnis telah memasuki volume ke-3 di Semester 2 ini. Tema Strategi Branding Agar Trending digagas dalam kelas kali ini, dengan menghadirkan seorang Konsultan Brand yang juga sekaligus pengusaha, dia adalah Indah Jiwandono.
Perempuan kelahiran Jakarta, 7 November 1990 ini telah fokus pada pengembangan brand sejak 2013 dan mulai menjadi brand konsultan untuk brand UMKM tahun 2019.
“Sejalan dengan tema yang kami angkat dalam KKB Vol.3.2 ini, kami menghadirkan pemateri yang memiliki semangat besar untuk membantu UMKM memahami strategi dalam penciptaan brand,” kata Muhammad Asary, koordinator Klinik Bisnis.
Dalam pemaparannya, Indah Jiwandono menjelaskan berbagai strategi branding yang dapat mendorong sebuah brand menjadi trending di masyarakat luas. Macam-macam strategi tersebut adalah strategi diferensiasi, strategi pemilihan produk, dan strategi penamaan.
“Ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam menciptakan trend pada sebuah brand, yaitu strategi diferensiasi yang berfokus pada proses penentuan karakteristik/ciri khas sebuah brand agar tampil berbeda dan sulit untuk ditiru. Selanjutnya strategi pemilihan produk, dan strategi penamaan brand,” jelas Indah.
Strategi pemilihan produk terbagi lagi macam-macamnya, dimana terdapat 4 (empat) kategori pemilihan produk.
“Empat strategi pemilihan produk adalah inovator dengan melakukan inovasi produk atau menciptakan sebuah produk baru, kemudian Early Adapter dengan mencari produk yang potensial dan belum banyak kompetitor, strategi berikutnya Early Majority, dan Late Majority,” lanjutnya.
Dalam penyampaiannya, Alumni komunikasi periklanan ini juga mengingatkan jika ingin memilih menjual produk yang sedang ramai memang marketnya besar, tapi juga harus ingat bahwa kompetisinya juga besar.
Alhasil strategi yang bisa dilakukan hanya banting harga. Sehingga strategi pemilihan produk yang aman adalah antara inovator atau Early adapter.
Kemudian strategi penamaan juga merupakan salah satu hal penting dalam menciptakan trending pada sebuah brand. Nama brand yang tepat, memiliki makna dan ciri khas akan mampu mengubah persepsi konsumen dan memunculkan nilai untuk brand tersebut.
Perempuan yang hobi menulis ini juga memberikan contoh analisis studi kasus yang memudahkan peserta memahami penyampaian materinya, dengan menunjukkan beberapa brand yang berhasil ditanganinya.
Indah menyampaikan produk-produk tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dari produk sejenisnya. Diantaranya susu almond pelancar ASI dikemas dalam bentuk powder, bukan kemasan siap minum seperti dijual pada umumnya.
Kemudian produk parfum dengan diferensiasi pelayanan yang ramah dan bisa refund. Hal-hal demikian yang mampu menghasilkan review positif dari konsumen.
“Hal yang penting juga untuk diketahui, dalam penamaan brand pada strategi branding ada pola-pola tertentu yaitu segmentasi (pengelompokan market), pola targeting (penentuan brand ekspansi), positioning (penguatan brand market), dan diferensiasi (karakteristik/pembeda brand),” tutur Indah.
Di akhir materi, indah memberikan semangat dan motivasi kepada para penggiat UMKM untuk terus melangkah maju dan selalu berinovasi dalam menciptakan brand yang unggul dan berkualitas.
Menurutnya tidak ada yang tidak mungkin, jika dilakukan dengan usaha yang sungguh-sungguh dan komitmen yang kuat.
Dalam kesempatan yang berbeda, CEO Klinik Bisnis, Monica Putri Rasyid menyampaikan harapannya semoga Kelas Klinik Bisnis selalu memberikan manfaat dan dampak yang besar bagi perkembangan para penggiat UMKM, baik mitra binaan Klinik Bisnis maupun peserta umum yang lainnya.
Monica juga menyampaikan apresiasi atas semangat para penggiat UMKM dan peserta yang sangat luar biasa terhadap Kelas Klinik Bisnis. (Opq/KPO-1)