Oleh : Dra Faridah
Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 12 Banjarmasin
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses perkembangan mutu suatu bangsa. Pendidikan berlangsung di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Selain pendidikan akademik, pendidikan karakter juga diperlukan dalam membentuk watak seseorang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi perpanjangan tangan orang tua. Penting bagi sekolah untuk memenuhi kekurangan keluarga dalam mendidik anak, baik yang berhubungan dengan pengetahuan alam, sosial maupun pengetahuan agama. Terkait dengan pengetahuan agama, maka dimasukkanlah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam. Tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan tentang ajaran Islam, namun diiringi dengan praktek sebagai upaya pembiasaan kepada siswa. Sehingga pengetahuan agama Islam tidak berhenti pada pengetahuan saja, namun dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam ibadah-ibadah wajib.
Seorang pakar berrnama Muhaimin menyatakan bahwa pendidikan agama Islam pada dasarnya harus menyentuh tiga aspek secara terpadu, yaitu: Pertama, Knowing, yakni agar peserta didik dapat mengetahui dan memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama. Kedua, Doing yakni agar peserta didik dapat mempraktikkan ajaran dan nilai agama. Ketiga, Being, yakni agar peserta didik dapat menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai agama.
Aspek Knowing dan Doing dapat dicapai dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Namun untuk mencapai aspek being, tidak cukup hanya dengan pertemuan pada pembelajaran pendidikan agama Islam yang hanya berlangsung dua hingga tiga jam pelajaran. Untuk itu, dibutuhkan kegiatan penunjang di luar jam pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Salah satunya yaitu dengan kegiatan IMTAQ (Iman dan Takwa) di sekolah yang di Kota Banjarmasin disebut dengan Jumat Takwa.
Religius merupakan salah satu nilai karakter yang ada dalam pendidikan karakter. Sikap religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ berfungsi untuk meningkatkan keagamaan peserta didik, baik dari aspek pengetahuan agama maupun pengalaman agama dan pengembangan pribadi serta sikap keagamaan. Secara umum ekstrakurikuler kegiatan Jumat Taqwa berfungsi untuk meningkatkan kualitas keberagamaan (imtaq, etika sosial dan pengembangan sikap pribadi).
Tujuan pembinaan IMTAQ melalui Jumat Takwa adalah untuk menciptakan suasana yang agamis kepada siswa supaya tercipta siswa yang memiliki akhlaqul karimah (akhlak yang mulia) atau karakter religious siswa yang baik. Pada dasarnya kegiatan Jumat Takwa merupakan usaha yang dilakukan (terhadap peserta didik) agar dapat memahami, mengamalkan ajaran-ajaran agama. Sehingga tujuan dan fungsi dari kegiatan Jumat Takwa secara umum tidak terlepas dari tujuan dan fungsi pendidikan Islam dan juga pendidikan agama Islam.
Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan agama Islam yang terdapat dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Agama Islam, yaitu: Pertama, Menanamkan kepada peserta didik untuk memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kedua, Mengembangkan kemampuan, sikap dan keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam atau menjadi muslim yang dapat mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, Mengembangkan pribadi akhlaqul karimah bagi peserta didik yang memiliki kesalehan individual dan sosial dengan menjunjung tinggi jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah), rendah hati (tawadlu), toleran (tasamuh), keseimbangan (tawazun), moderat (tawasuth), keteladanan (uswah), pola hidup sehat, dan cinta tanah air.
Dengan terlaksana kegiatan Jumat Takwa dengan baik, maka yang dapat dilihat adalah sebagai berikut: Pertama, Siswa mempunyai kesadaran diri yang tinggi seperti berpakaian rapi, bersih dan sopan di sekolah. Kedua, Siswa hadir tepat waktu sebelum kegiatan Jumat Takwa dimulai. Ketiga, Siswa menyajikan materi sesuai dengan materi yang dipersiapkan. Keempat Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan Jumat Takwa.












