Banjarmasin, KP – Warga komplek AMD Permai, Kelurahan Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara mengeluhkan kondisi proses distribusi air bersih yang tak begitu lancar dari PT Air Minum (PTAM) Bandarmasih.
Pasalnya, menurut warga setempat kondisi tersebut sudah dialaminya bertahun-tahun. Bahkan mereka hanya bisa menikmati air bersih pada tengah malam. Itu pun jumlah air yang keluar dari keran sangatlah kecil.
Sedangkan di waktu normal, warga mengaku terpaksa harus menggunakan mesin pompa agar air bersih bisa mengalir ke penampungan.
Apalagi, kondisi ini masih terjadi ketika tarif air leding yang resmi dinaikkan sebesar 10 persen dari harga sebelumnya.
Bahkan, Sari, salah satu warga di komplek tersebut menyangkal, jika PT Air Minum (PTAM) Bandarmasih (Perseroda) berdalih dengan tekanan air yang tidak sampai, menurutnya hal itu hanya merupakan alasan pembelaan saja.
Mengingat, menurutnya lokasi komplek AMD Permai sendiri masih berada di tengah kota, alias tak jauh dari pusat kota.
“Di tempat kami kalau mau pakai air bersih harus menyalakan mesin pompa. Karena leding jalan cuma jam sekitar 22.00 WITA,” ucap warga Blok B8 itu saat ditemui di kediaman, Rabu (7/9) siang.
Ia menyampaikan, alih-alih memperbaiki pelayanan, PT. Air Minum Bandarmasih (Perseroda) justru malah menaikkan tarif pelanggan.
“Dulu tagihan cuma sekitar Rp200 ribu. Sekarang sudah mencapai Rp500 ribu per bulan. Seandainya pelayanan air bersih lancar tidak masalah. Tapi nyatanya, gini-gini saja, tarifnya terus naik,” cecarnya.
Dengan kondisi itu, warga AMD Permai menurut Sari tidak hanya dibebani tarif leding yang mahal. Tapi juga biaya tambahan biaya listrik, karena mengoperasikan mesin pompa air.
“Dalam sehari bisa sampai 10 kali menyalakan mesin. Untuk mandi, cucian dan lainnya. Bayangkan saja, berapa tambahan beban listrik yang dikeluarkan tiap bulannya,” tandasnya.
Sari juga mengungkapkan, bahwa dirinya memang belum pernah melaporkan kondisi ini secara khusus kepada pihak PT. Air Minum Bandarmasih.
Namun, warga tetap minta kepada PT Air Minum Bandarmasih agar keluhan mereka selama bertahun-tahun itu bisa ditindaklanjuti.
“Kalau beramai-ramai belum pernah melapor. Tapi saya pribadi dulu pernah menanyakan kenapa tarifnya kok makin mahal. Jawabnya karena masuk kategori komplek perumahan,” tutup Sari.
Saat dikonfirmasi, Manager TRD 1 PTAM Bandarmasih, Ofillie Muda mengakui bahwa di Blok 14, yaitu sekitaran kawasan AMD tersebut memang lemah.
Dijelaskannya, bahwa kondisi pendistribusian air di Banjarmasin Utara dan Barat berbeda dengan wilayah Banjarmasin Timur dan Selatan.
“Karena pipa di kedua wilayah ini belum mampu menahan tekanan air jika kita tingkatkan. Sedangkan di wilayah selatan dan timur itu masih mampu,” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Rabu (7/9) sore.
Ia memaparkan, untuk di Banjarmasin Barat, tekanan distribusi air batasi dengan batas maksimal 2,9 atm. “Kita pernah menambah tekanan di wilayah barat. Tapi pipa kita malah jebol. Makanya khusus di Banjarmasin Barat ini kita tidak berani melebihi 2,9 atm,” paparnya.
Kemudian, untuk wilayah Banjarmasin Utara, khususnya di Jalan HKSN, diakuinya memang masih dalam tahap peningkatan tekanan distribusi air.
Karena di tahun ini, pihaknya berencana akan menambah pipa pendamping yang dimulai dari IPAL II Pramuka menuju ke Booster Benua Anyar dengan diameter 630 mm sampai ke jembatan Benua Anyar di samping Upik Futsal.
“Kemudian, tahun ini jua kita akan membangun instalasi pengolahan air Water Treatment Plant (WTP) di Sungai Andai, WTP ini nanti untuk memenuhi kebutuhan di sekitaran kawasan Banjarmasin Utara,” pungkasnya. (Kin/K-3)