Jakarta, KP – Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia berpeluang menjadi pusat produk dan destinasi halal dunia. Atas hal tersebut, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkomitmen mendukung penuh inisitif-inisiatif penguatan ekosistem Global Halal Hub.
Pada Rapat Koordinasi Tingkat Tinggi Akselerasi Sertifikasi Halal dan Penguatan Ekosistem Global Halal Hub, disepakati inisiatif program strategis untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk dan destinasi halal dunia tahun 2024.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa inisiatif itu menunjukkan semangat penguatan kolaborasi. Bank Indonesia bersama Kementerian atau Lembaga yang hadir berkomitmen membentuk suatu ekosistem terintegrasi yang akan mengoptimalkan potensi untuk menjadi produsen produk halal dan memperkuat perannya sebagai pelaku usaha global.
Menurut Perry Warjiyo, Pertama, proram-program strategis tersebut antara lain, berjamaah untuk memperkuat Global Halal Hub, fokus pada produk fashion dan makanan halal dengan pasar Timur Tengah, mempersiapkan misi dagang Bersama, memperbanyak aggregator dan akses global, serta digitalisasi proses dan penguatan kapasitas SDM.
Menurut Direktur Utama BSI Hery Gunardi, inisiatif strategis tersebut selaras dengan upaya BSI yang mengembangkan Islamic ecosystem. “BSI sangat mendukung inisiatif program tersebut dan berkomitmen memperkuat sinergi dengan Bank Indonesia serta berbagai Lembaga/institusi lain untuk mendukung percepatan dan penguatan ekosistem Global Halal Hub sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan,” ujar Hery Gunardi.
Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal. Pasalnya, lebih dari 229 juta penduduk adalah muslim atau mencakup 87,2% dari total sekitar 270 juta penduduk. Adapun potensi industry halal Indonesia pun sangat besar. Untuk industri makanan halal misalnya, memiliki potensi hingga Rp 2.422 triliun, pakaian Rp 294 triliun, perkembangan media halal Rp 140 triliun, dan wisata halal Rp 154 triliun. Sedangkan untuk industri kesehatan Rp 70 triliun, bidang kosmetik Rp 56 triliun, haji dan umrah Rp 56 triliun, serta bisnis syariah yang di antaranya adalah investasi, memiliki potensi sekitar Rp 1.803 triliun.
“Untuk semua jenis usaha ini, Bank Syariah Indonesia berusaha untuk menyalurkan pembiayaan dan bagaimana kita mengkolaborasikan antara UMKM, juga berusaha untuk membuat mereka menjadi besar dan lebih besar,” kata Hery.
BSI juga membangun berbagai kolaborasi untuk menciptakan industri halal di Indonesia. Seperti kerja sama dengan ratusan ribu masjid, sektor keuangan syariah (BMT, BPRS, BUS, UUS, fintech, dan asuransi), serta berbagai lembaga pendidikan dan pondok pesantren.
Kemudian juga menjalin kerja sama dengan organisasi seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. BSi juga bersinergi dengan biro perjalanan haji dan umrah, serta mengembangkan layanan pengelolaan dana Ziswaf.(Nau/KPO-1)