Banjarmasin, KP – Masyarakat Banua wajib berbangga. Pasalnya penyanyi yang juga pencipta lagu banjar Khairiadi Asa mampu masuk 10 besar dalam lomba cipta lagu anak-anak bahasa daerah tingkat nasional.
Bagi dirinya, masuk 10 besar dalam ajang lomba cipta lagu anak bahasa daerah ini merupakan capaian yang sudah sangat luar biasa.
Bukan tanpa alasan, kepuasan itu muncul dalam benak Khairiadi lantaran, lagu ciptaannya mampu mengalahkan seratus lebih peserta lainnya yang berasal dari berbagai daerah.
“Apalagi kita tadi tampil pertama,” imbuhnya.
“Dalam setiap perlombaan, tampil giliran pertama merupakan hal yang sulit bagi seorang peserta lomba, dan kita mampu melewati fase itu,” tambahnya.
Hebatnya, kesepuluh lagu anak yang masuk grand final hari ini akan disebarluaskan untuk dipromosikan secara nasional, bahkan internasional. Termasuk lagu Bakantan di Puhun Rambai.
Khairiadi menceritakan, dalam garapan menulis lirik lagu ini memerlukan waktu sekitar dua hari dengan melakukan survei ke Pulau Curiak.
“Saya melihat langsung ke lapangan tentang perilaku bekantan yang sangat tangguh, lalu dapat inspirasi membikin lagunya,” paparnya.
Untuk garapan musiknya, lanjut dia, diserahkan ke ahli musiknya Hendra Panting yang mengerjakan selama dua hari.
“Take vocal oleh penyanyi Nazar Arfiandi hanya satu hari selesai di studio Balahindang. Sebelum Nazar latihan pakai gitar di rumah saya,” ucapnya.
Khairadi juga mengungkapkan, dirinya memilih lagu tersebut sesuai tema lomba nasional, harus menumbuhkan sikap kebangsaan dan persatuan, menjaga lingkungan dan kearifan lokal serta budaya daerah.
“Sewaktu membikin lirik lagu juga melampirkan validasi dari pakara bahasa, saya meminta ibu Dr Ida Komalasari, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa di STKIP PGRI Banjarmasin,” imbuhnya.
Menurutnya, juri yang menilai satu-satunya karya lagu daerah dari Kalimantan Selatan ini masuk ke dalam 10 besar dalam ajang nasional ini suka dengan bait atau lirik yang dipakai dalam lagu tersebut.
“Mungkin keunikan bahasa yang dipakai dalam lirik dalam lagu ini yang membuat lagu Bakantan di Puhun Rambai ini bisa mendapat penilaian yang bagus dari dewan juri,” katanya.
Ia berharap, pesan yang tersirat dalam lagu tersebut bisa jadi patokan perilaku bagi generasi muda penerus bangsa di Banua ini dalam mencintai lingkungan.
“Kita ingin menanamkan rasa cinta terhadap alam, termasuk kelestarian bekantan. Karena lirik-lirik di lagu ini menjelaskan kepada anak-anak kita kalau kawasan pohon rambai adalah habitat dan makanan alami dari primata berhidung panjang ini,” jelasnya.
“Mereka tidak bisa terpisah dengan keberadaan pohon rambai. Sehingga kita wajib menjaga kelestarian pohon rambai,” tandasnya.
Khairadi sendiri sudah menciptakan 68 lagu Banjar, tujuh lagu pop berbahasa Indonesia.
Selaon lagu Banjar dengan judul Bakantan di Puhun Rambai, ada sembilan lagu lainnya yang masuk 10 besar yakni Rakhena Nda Khanine karya Stephen Irianto Wally berbahasa Sentani-Melayu Papua. Tiam-tiam Pak ciptaan Puspoyosius berbahasa Bakatik
Lalu, Manis Lawang Kasih Sayang Mama Deng Bapa karya Menase Ellieser Kofit dengan bahasa Ambalau. Selanjutnya, Indonesia nan Tacinta berbahasa Minangkabau ciptaan Rika Arisandi.
Lagu Hita do Indonesia yang menggunakan bahasa Batak karya Evan Kristianda, lagu Takalon Aceh dengan bahasa Aceh oleh Ova Libenova.
Ada lagi lagu Antara Aceh dan Papua yang berbahasa Sunda karya Diky Muhammad Wafa, Pasar Gedhe dengan bahasa Jawa ciptaaan drg Bambang Samudra dan Dolanan berbahasa Jawa karya Wahyu Herdiansyah.
Sementara itu, Sebagai produser sekaligus inisiator, Sukhrowardi mengaku bangga dengan capaian Khairiadi Asa di lomba tingkat nasional ini.
“Patut kita apresiasi prestasi beliau ini,” ungkapnya.
Benar saja. Usai pengumuman bahwa lagu Bakantan di Puhun Rambai itu menduduki posisi kesepuluh, Khairiadi Asa banyak mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
“Tadi datang Kadis Pariwisata, Iwan Fitriadi pun datang secara langsung untuk menyaksikan capaian beliau,” katanya.
“Bahkan beliau mendapat suport dari Bank Kalsel dan Rajawali Duta Computer, yang sangat mendukung karya beliau,” imbuhnya.
“Apresiasi ini bertujuan agar beliau terus menciptakan karyanya dan yang akhirnya lagu ini bisa dinikmati dan diperdengarkan kepada generasi penerus kita,” pungkasnya. (Kin/KPO-1)