Banjarmasin, KP – Puluhan jamaah umroh asal Kalimantan Selatan (Kalsel) mengaku telah ditelantarkan oleh pihak travel di Jeddah, Arab Saudi, Selasa (25/10). Mereka kebingungan mencari bagaimana cara agar mereka bisa pulang ke tanah air.
Berdasarkan informasi, jumlah jemaah umroh yang mengalami nasib malang tersebut sebanyak 27 orang yang terdiri dari jamaah asal Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar dan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut.
Semuanya adalah jamaah umroh yang diberangkatkan oleh Nisfa Tour & Travel (PT Nisfa Utama Wisata) yang bekerja sama dengan Mitra Cakrawala Wisata yang informasinya sudah memiliki SK umroh: No U77 Tahun 2021.
Salah satu jamaah adalah Habib Sadiq. Jemaah umroh asal Kabupaten Banjar itu mengaku sudah tiga hari menjalani ketidakjelasan nasib oleh pihak travel yang membawanya ke tanah suci umat muslim tersebut.
“Kami berangkat tanggal 8 Oktober, dan sampai sekarang belum ada kejelasan untuk pulang ke kampung halaman kami di Banua,” ucapnya saat dihubungi Kalimantan Post Selasa (25/10) sore.
Padahal menurutnya jika sesuai jadwal, dirinya beserta rombongan jamaah umroh yang ada di bawah naungan travel tersebut, harusnya sudah ada di rumah dan bertemu dengan keluarga pada Sabtu (22/10) kemarin.
Namun sayang, hingga saat ini dirinya sama sekali tidak menemukan kejelasan.
“Sebetulnya sudah lama kami pulang ke tanah air,” ungkapnya kesal.
Disinggung mengenai bagaimana biaya hidup selama tiga hari setelah lewat dari jadwal. Habib Sadiq mengaku masih bersyukur hotel yang ditempati pihaknya untuk beristirahat masih bersedia menampung mereka.
“Tapi pagi ini kami sudah mulai merasakan tidak nyaman. Karena pagi ini kami sudah tidak diberi makan. Terpaksa makan beli pop mie di warung dengan biaya sendiri,” ujarnya.
Hal itu terjadi bukan tanpa sebab. Pasalnya rombongan jamaah umroh yang bersama dirinya sudah diminta keluar alias check out dari hotel pada pukul 14.00 waktu Jeddah.
“Kalau lewat jam 2 siang di sini (Jeddah, Arab Saudi) masih tidak ada respon dari pihak travel maka kami akan mengadu ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Arab Saudi,” bebernya.
Benar saja. Rupanya Habib Sadiq dan kawan-kawan memilih mengadukan nasibnya ke KBRI. Namun, bukan solusi yang mereka peroleh.
“Kami baru saja datang ke KBRI, tapi mengapa respon mereka (petugas KBRI) di sana seperti biasa saja,” ucapnya saat dihubungi Kalimantan Post pada Selasa (25/11) pukul 17.14 (WITA).
Lantas bagaimana nasib tempat tinggal mereka, mengingat waktu Habib Sadiq memberi kabar tersebut sudah lewat dari pukul 14.00 (waktu Jeddah, Arab Saudi).
Terkait hal itu, Habib Sadiq mengaku masih kebingungan dan entah bagaimana lagi mengupayakan kepulangan mereka ke tanah air.
“Entah bagaimana lagi. Sudah bingung sekali kami,” tutupnya kecewa.
Kabar terlantarnya 21 jamaah umroh asal Kalsel itu awalnya diketahui melalui salah satu anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, M. Rosehan Noor Bahri pada Selasa (25/10) dini hari.
“Tadi malam sekitar jam 1 malam dini hari waktu Banjarmasin saya mendapat telepon berulang-ulang oleh nomor yang tidak dikenal. Kemudian tiba-tiba nomor itu mengirim voice note yang isinya minta tolong kepada saya,” ungkapnya saat dihubungi Kalimantan Post, Selasa (26/10) siang.
Ia menceritakan, bahwa ternyata, orang yang menelpon politisi PDIP itu adalah Habib Sadiq.
“Dia bilang dia berangkat umroh dan sekarang ketika waktunya pulang mereka malah terlantar di Jeddah. Ada 27 orang, dari Martapura dan sebagian dari Bati-bati.
Mereka minta tolong untuk dicarikan solusi.,” ungkapnya
“Malam itu juga juga saya coba koordinasi dengan semua pihak yang bisa saya koordinasikan tapi tidak bisa. Karena sudah larut malam,” ujarnya.
“Tapi pagi tadi saya dapat WA dari Tambrin Kemenag Provinsi Kalsel. Mereka akan koordinasi dengan KBRI di Jeddah,” imbuhnya.
“Jujur saya pribadi akan terus berupaya mencarikan solusi terbaik dengan menanyakan hal ini kepada pihak yang berwenang sesuai dengan kemampuan dan wewenang saya,” tambahnya.
“Bagaimanapun mereka adalah orang yang sedang dalam kesusahan, dan apapun kata orang tetap harus kita tolong,” tandasnya.
Ia berharap agar semoga seluruh rombongan Habib Sadiq ini bisa mendapat solusi terbaik. Dan kedepan, warga jangan mudah tertipu dengan slogan serta rayuan travel yang tidak jelas.
“Kepada tokoh-tokoh masyarakat di kampung jangan mau menerima ajakan untuk menjadi perpanjangan tangan atau agen dari travel yang tidak jelas.
Bukan tanpa alasan, pasalnya selama ini di Kalsel banyak orang yang dirayu mencari jamaah, seperti mampu mencari 10 orang gratis satu.
Padahal jika dihitung secara logika bisnis, hal tersebut tidak mungkin apalagi hal itu bisa jadi membuat tidak ada keuntungan bagi travel .
Ia menilai, biasanya bonus dengan pola seperti itu baru bisa menutupi bonus satu orang gratis ketika mampu mengumpulkan 15 orang atau 20 orang dulu baru bisa ada jatah satu orang gratis.
“Apapun namanya sistem itu, saya hanya bisa berharap ini segera dikoordinasikan dan dicarikan solusinya dan jangan sampai hal ini terjadi lagi,” katanya
“Ini jadi bahan perhatian kita. Agar kedepannya calon jamaah umroh lebih berhati-hati lagi dalam memilih travel umroh,” tutupnya. (Kin/KPO-1)