Banjarmasin, KP – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel membentuk sejumlah kelas untuk memaksimalkan pendidikan pemilu kepada para pemilih, agar bisa meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 mendatang, baik untuk pemilihan legislatif, pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah.
“Ada empat kelas yang dibentuk, yakni Kelas Da’i Pemilu, Pesantren Pemilu, Pelajar Pemilu dan RT Pemilu yang telah dilakukan, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” kata anggota KPU Kalsel, Edy Ariansyah kepada wartawan, belum lama ini, di Banjarmasin.
Menurut Edy Ariansyah, kelas tersebut dibentuk untuk memaksimalkan partisipasi pemilih di Kalsel, terutama para pemilih muda, yang pada Pemilu 2024 mendatang diperkirakan mencapai 62 persen.
Ditambahkan, pada kelas-kelas itu, penguatan materi tentang pemilu akan diberikan kepada peserta, yang diharapkan akan lebih memahami segala hal yang berkaitan dengan gelaran pemilihan umum yang akan datang.
Ia juga mengakui jika sasaran utama kelas tersebut adalah para pemilih yang berusia 17 tahun atau baru memiliki hak pilih.
“Pemilih pada rentang usia tersebut belum memiliki pengalaman dan harus diberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya memberikan suara mereka dalam pemilu,” tambah Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia KPU Kalsel.
Selain itu, partisipasi pemilih ini tidak hanya soal hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memberikan hak pilih saja, tapi juga menumbuhkan kesadaran sejak dini bahwa proses demokrasi lewat pemilu penting bagi keberlangsungan jalannya pemerintahan.
“Jadi tidak hanya hadir ke TPS, namun juga mengawal proses demokrasi,” ujar Edy Ariansyah.
Edy menambahkan, sosialisasi pemilih tak hanya difokuskan di ibu kota provinsi atau kabupaten/kota saja, melainkan juga ke daerah-daerah pelosok yang akses teknologi informasinya terbatas lewat program Kemah Pemilu.
“Jadi, kami selaku petugas KPU yang menyambangi warga untuk memberikan edukasi pemilu guna memastikan informasi sampai kepada mereka yang ada di pelosok,” pungkasnya.
Lewat upaya tersebut, pihaknya optimis partisipasi pemilih pada pemilu yang akan datang dapat meningkat, seperti tren peningkatan yang terjadi sejak Pemilu 2014 yang mencapai 79 persen dan Pemilu 2019 yang mencapai 80 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). (lyn/KPO-1)