Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Banjarmasin

Diserang Pampangan Sungai Kuin Bak Permadani Ilung

×

Diserang Pampangan Sungai Kuin Bak Permadani Ilung

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 KLm Pampangan Ilung
TERTUTUP ILUNG- Alur Sungai Kuin di Banjarmasin dipenuhi pampangan yang datang dari Sungai Barito, yang membuat alur transportasi sungai tertutup total. (KP/Zakiri)

Pantuan di lapangan pampangan menumpuk mulai dari Jembatan Putih, sampai ke depan dermaga Masjid Sultan Suriansyah

BANJARMASIN,KP – Beberapa hari terakhir, Sungai Kuin tampak berbeda dari hari-hari biasanya. Pasalnya, sungai yang menjadi batas wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Barat itu tampah dipenuhi dengan pampangan.

Baca Koran

Bahkan, saking banyaknya pampangan yang berasal dari tumpukan sampah yang hanyut dan eceng gondok di Sungai Kuin tersebut sampai menutup seluruh aliran sungai.

Saking penuhnya, pampangan tersebut seperti membentuk permadani hijau yang terbuat dari eceng gondok.

Dari pantauan di lapangan, pampangan tersebut mulai bertumpuk dari Jembatan Putih, sampai ke depan dermaga Masjid Sultan Suriansyah.

Fudail, salah satu warga yang tinggal di bantaran Sungai Kuin mengatakan, pampangan tersebut sudah terjadi selama tiga hari. Menurutnya, sedikit-demi sedikit serangan eceng gondok yang bercampur sampah itumulai muncul sekitar pukul 17.00 WIB.

Alhasil, sungai yang menjadi penghubung antara Sungai Barito dan Sungai Martapura itu tertutup total ketika menjelang magrib.

“Kondisi ini sangat mengganggu, terutama kami yang menggunakan alat transportasi sungai. Banyak warga yang terjebak dan akhirnya tidak bisa menembus kepungan pampangan itu,” ucapnya saat ditemui awak media di kediamannya, Kamis (10/11) sore.

Bahkan, saat awak media mendatangi lokasi. Ada satu perahu mesin (kelotok) yang terjebak di tengah akibat memaksa menerobos pampangan.

“Tadi dari sawah, ini mau pulang kerumah ternyata eceng gondok sudah menutupi Sungai Kuin,” ujar Solhan pengemudi kelotok yang terjebak di tengah pampangan.

Solhan menceritakan, ia bersama temannya sudah berusaha keras memindahkan eceng gondok sedikit demi sedikit akhirnya bisa keluar dari kepungan.

” Alhamdulillah selama hampir setengah jam tadi berusaha akhirnya bisa keluar dari kepungan eceng gondok,” katanya.

Baca Juga :  Dua Trotoar Progres 99 persen, Dinas PUPR Sebut Adendum Hampir Berakhir

Hal senada juga diungkapkan Juandi, warga Kuin Utara itu mengatakan tumpukan eceng gondok ini mulai masuk ketika pasangnya air sungai.

“Eceng gondok ini sejak hari senin kemarin sudah ada, tapi kalau air surut sudah mulai hilang,” ungkapnya.

“Parahnya itu waktu malam hari, soalnya tumpukan eceng gondok semakin tebal, sehingga perahu kecil maupun besar tidak bisa lagi lalu,” ucapnya.

Juandi juga menerangkan untuk eceng gondok tersebut menutupi sungai kuin ampir enam jam lebih. “Kemungkinan pukul 22:00 Wita eceng gondok kembali lantaran air sungai sudah surut,” terangnya.

Untuk eceng gondok sendiri setiap tahunnya pasti terjadi, namun pada tahun sepertinya yang terparah.

“Setiap tahun pasti ada pampangan eceng gondok, saya berapa kepada pemerintah terkait agar bisa mencari solusi agar tidak terjadi lagi,” tandasnya. (Kin/K-3)

Iklan
Iklan