Banjarmasin, KP – Ketua Tim Penggerak PKK Kalsel Hj Raudhatul Jannah Sahbirin Noor mengakui provinsi Kalsel masuk dalam 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia. Kondisi ini tentu cukup memprihatinkan, karena stunting bisa mengurangi kacerdasan serta menimbulkan masalah kesehatan di masa mendatang.
Hal itu diungkapkan Tim Penggerak PKK Kalsel Hj Raudhatul Jannah Sahbirin Noor dalam sambutan tertulinya yang dibacakan Wakil Ketua Tiga bidang Penguatan Sukmawati pada acara Edukasi Cegah Stunting Itu Penting, serangkatan Hari Kesehatan Nasional Provinsi Kalsel, di Taman Edukasi, Minggu (13/11) 2022 pagi hari.
Dihadapan 200 anak-anak serta para orang tua pada acara Edukasi pentingnya makana bergizi, Raudhatul Jannah Sahbirin Noor juga mengajak semua pihak fokus dan terencana serta terarah dalam menentukjan upaya penangan stuntung di Kalsel dengan melibatkan peran aktif indivisu dan organisai kemasyarakatan.
Bahkan, agar lebih penting dalam menyadari arti pentingnya mencegah stunting bagi kehidupan anak-anak di masa kini dan masa depan, peran pemerintah dan semua pihak perlu mendukung dalam menangani masalah stunting yang muncul dari multi sebab yang beragam.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, dr Diauddin mengakui memang stunting di negeri ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, dan Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di Bawah Kamboja, dengan kondisi tersebut terkadang memicu sikap dan perilaku budaya masyarakat terkadang terjadinya kekurangan gizi atau stunting seperti pandangan di masyarakat yang melarang makanan tertentu saat kehamilan, padahal mengandung gizi yang baik bagi perkembangan janin.
Contoh lainnya, serikali kondisi tubuh anak yang pendek dikatakan sebgaai faktor keturunan atau genetik, sehingga masyarakat tidak berbuat apa-apa. Padahal faktor genetik ini merupakan faktor diterminan kesehatan yang paling kecil dibadingkamn dengan faktor perilaku, lingkungan dan pelayanan sosial.
Karena itulah, Dinas Kesehatan Kalsel bersama semua bisa hadir untuk mengedukasi masyarakat dalam berbagi aspek yang terkait dengan stunting, termasuk meluruskan atau mengubah paradiqma masyarakat yang keliru terhadap pola makan di masa kehamilan.
“Edukasi masyarakat agar memahami dan menyadari dampak buruk dari stunting. Kita jelaskan fator pemicu stunting seperti perkawainan di usia ini, pengolahan dan pola makan yang keliru, pola asuh yang tidak sesuai dengan tumbuh kebangkan anak, sanitasi lingkungan yang tidak sehat, serta mengabaikan kehiasan perilaku hidup sehat,’’ katanya.
Bahkan secara struktur memang Provinsi Kalsel telah dalam penanganan stunting dikoordinir Pak Wagub Kalsel dengan sektetarisnya di BKKBN bersama seluruh daerah se Kalsel. Bahkan dalam semua pihak sekarang ini dilibatkan bersama-sama menekan stunting termasuk usaha edukasi dengan mengajak anak-anak untuk mengkonsumi makanan sehat dengan pola gerakan hidup sehat.
Namun yang terpenting dalam mencegah stunting ini hendaknya dimulai dari diri sendiri dan keluarga untuk ikut mencegah stunting. Demikian juga tetangga dan lingkungan masyarakat pun menjadi tanggungjawab bersama dalam melakukan pencegahan stunting dan kekurangan gisi yang dimulai dari keluarga.
Bahkan kini Dinkes Kalsel bersama semua pihak khususnya PKK juga menekan program prioritas nasinal di sektor kesehatan seperti penurunan angka kematin Ibu serta kematian bayi dan menurunkan angka stunting pada Balita. (nau/KPO-1)