Palangka Raya, KP – Dibandingkan bulan September lalu, bulan Oktober Kalteng mengalami penurunan indek harga bahan pokok pangan, sehingga terjadi deflasi – O,04 persen.
Deflasi terjadi karena turunnya sejumlah komoditas bahan pokok, termasuk biaya transport gabungan Kota Sampit – 0,01 persen dan Kota Palangka Raya 0,07 persen.
Komoditas yang turun antara lain bawang merah, tomat, Lombok, kartu selular, dan lainny, terang Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Eko Marsoro, Selasa (1/11). Demikian juga harga elpiji turun, karena di intervensi.
Diakui, pengaruh intervensi Pemerintah Daerah melalui pasar murah atau penyeimbang sangat membantu. Diharapkan langkah ini tetap hingga Desember nanti, guna menekan inflasi.
Fenomena yang terjadi di Kalteng Januari- September 2022, sebagai daerah lokasi food estate, Pemerintah bantu hama tungro seluas 5.797 ha di Kapuas.
Inilah penyebab naiknya beras lokal yang banyak dicari warga di Sampit dan Kota Palangka Raya, kemudian banyak terjadi banjir sehingga gagal panen seperti di Desa Kumpai Batu.
Menurut Eko Pemerintah Daerah sebenarnya mampu mengatasi inflasi terkaita ketersediaan sejumlah pangan seperti bawang merah, cabe, dan hultikultura laiinnya agar tidak bergantung dari luar daerah.
Pasalnya sejumlah komoditas memberikan sumbangan inflasi alami kenaikan bulan Oktober beras, kacang panjang, rokok kretek, ayam ras, kangkung, pisang, mie, bensin, semangka ketimun. (drt/k-10)