ke Bank Jatim, mengingat BUMD ini memiliki banyak program dan CSR lumayan besar
SURABAYA, KP – Komisi II DPRD Kalsel mempelajari pengelolaan dana corporate responsibility (CSR) di Bank Jawa Timur (Jatim) di Surabaya, Jumat (25/11).
“Kita perlu memahami pengelolaan dana CSR pada Bank milik Pemprov Jawa Timur tersebut,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo, usai kunjungan kerja ke Bank Jatim, yang didampingi Bank Kalsel.
Hal ini merupakan tindak lanjut rapat kerja Komisi II dengan Bank Kalsel, terkait sinergitas antar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada Selasa, (1/11) lalu.
Imam Suprastowo mengungkapkan, CSR seringkali menjadi bahan pembicaraan, terutama pada saat terjadi bencana, terutama banjir pada 2021 hingga saat ini kembali mengalami banjir di Kalsel.
“Biasanya dana CSR ini dimanfaatkan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah,” tambah politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
Oleh karena itulah, Bank Kalsel mengundang Komisi II DPRD Kalsel untuk ikut serta ke Bank Jatim, mengingat BUMD ini memiliki banyak program dan CSR lumayan besar.
“Bank Jatim punya banyak program dan dana CSR yang dikelola mencapai Rp23 miliar,” ungkap Imam Suprastowo.
Menurut Iman Suprastowo, hal inilah yang perlu digali dan dipelajari agar tidak salah dalam menyalurkan CSR.
“Karena, dari anggota DPRD sendiri, sudah menanyakan terkait ruang penyaluran CSR, apakah bisa DPRD ikut merekomendasikan tempat atau tujuan CSR tanpa harus ikut campur,” ujar Imam Suprastowo.
Dalam kesempatan ini, Imam Suprastowo juga mengutarakan harapan Komisi II agar Bank Kalsel menjadi bank devisa, sehingga dapat melakukan kegiatan jual-beli secara keseluruhan, dengan menggunakan mata uang asing hingga ke luar negeri.
“Ini yang perlu kita sampaikan, karena sudah beberapa kali meminta agar Bank Kalsel bisa menjadi bank devisa,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel VII, meliputi Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarmasin.
Diakui, hanya saja ada persyaratan-persyaratannya sendiri, tidak bisa langsung serta merta.
Berkenaan dengan sinergitas, Imam Suprastowo mendorong masing-masing BUMD di Kalsel saling mengisi perannya masing-masing untuk menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) untuk banua.
“Bank Kalsel sebagai pemilik modal bisa membantu kegiatan-kegiatan yang ada di Bangun Banua. Kalau Bangun Banua ada kekurangan modal, maka bisa dibantu oleh Jamkrida sebagai badan penjamin. Itu sinergitasnya di sana,” ujarnya lagi.
Selain itu, Imam Suprastowo meminta agar masing-masing BUMD di Kalsel meningkatkan kesadaran dan memaksimalkan media digital. Sebab, digitalisasi tidak bisa dipisahkan dengan kita sehingga hampir semuanya sudah terkoneksi ke digital.
“Jika digitalisasi tidak dikembangkan, maka Kalsel akan tertinggal,” ujar Imam Suprastowo.
Pimpinan Corporate Secretary Bank Jatim, Budi Sumarsono menganggap sinergitas antara wakil rakyat dan Bank daerah memanglah sebuah keharusan, dan itu tergambar di Provinsi Kalsel.
“Sinergitas itu sangat diperlukan dalam mendukung kemajuan BUMD setempat,” katanya. (lyn/K-4)