Pemerintah telah menargetkan penurunan prevalensi stunting pada anak di bawah usia dua tahun menjadi 14 persen, dan penurunan angka perkawinan anak dari 11,21 persen pada tahun 2018 menjadi 8,74 persen pada akhir tahun 2024.
PALANGKA RAYA, KP — Asisten Bidang Administrasi Umum Sri Suwanto mengungkapkan angka prevalensi stunting di daerah ini jauh lebih tinggi dari ketentuan WHO dibawah 20 persen dan saat ini berada di angka 27, 4 persen.
Sri Suwanto mengungkapkan hal itu saat mewakili Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng membuka Seminar Hasil Penelitian Upaya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting dan Perkawinan Usia Anak di Provinsi Kalteng, bertempat di Palangka Raya, Kamis (8/12). Seminar ini dilaksanakan secara hybrid yang dihadiri oleh Kepala Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nawawi serta Perangkat Daerah terkait kabupaten/kota se-Kalteng.
Asisten Adum mengungkapkan Pemerintah telah menargetkan penurunan prevalensi stunting pada anak di bawah usia dua tahun menjadi 14 persen, dan penurunan angka perkawinan anak dari 11,21 persen pada tahun 2018 menjadi 8,74 persen pada akhir tahun 2024.
“Untuk Kalimantan Tengah sendiri, target prevalensi stunting tahun 2024 adalah 15,38 persen,” ujarpnya.
Dikemukakan, dalam rangka percepatan penurunan stunting dan perkawinan usia anak ini, perlu dukungan penelitian/kajian yang dapat memberikan gambaran atau kondisi stunting dan perkawinan usia anak di Kalimantan Tengah.
Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan rekomendasi berupa pemikiran strategis, perumusan kebijakan dan rencana aksi bagi pemangku kebijakan serta sektor terkait lainnya, dan diimplementasikan.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kependudukan BRIN Nawawi mengatakan perkawinan usia anak cenderung untuk menghasilkan generasi yang stunting karena minimnya pengetahuan terkait pola asuh anak.
Dikatakan, kita harus menempatkan masalah ini sebagai sebuah isu yang sangat serius, karena ini menentukan masa depan generasi bangsa
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Prov. Kalteng Linae Victoria Aden mengakui masalah stunting terkait perkawinan usia anak ini harus menjadi prioritas, mengingat angka stunting dan perkawinan usia anak di Kalteng masih lebih tinggi dari angka nasional.
“Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh BRIN ini akan menjadi data awal kita nantinya yang bisa kita pakai untuk mengambil langkah-langkah dalam penurunan stunting di Kalimantan Tengah.
“Kita nanti juga akan bekerja sama dengan lintas sektor terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini,” pungkasnya.
Kegiatan dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng Suyuti Syamsul, perwakilan BKKBN Prov. Kalteng serta undangan lainnya. (drt/k-10)