Pelaihari, KP – Cuaca ekstrem di Kalimantan Selatan dalam beberapa hari belakangan sangat berdampak bagi warga Kabupaten Tanah Laut, terlihat dari tingginya gelombang air laut serta deras nya hujan dan angin kencang menyebabkan beberapa wilayah Bumi Tuntung Pandang mengalami kenaikan air laut yang menyebabkan banjir.
Informasi diperoleh banjir melanda beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Pelaihari, Kecamatan Kurau, Kecamatan Takisung, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Jorong, Kecamatan Asam-Asam, Kecamatan Muara Kintap.
Akibat dari kenaikan debit air sejumlah ruas jalan lalu lintas terganggu, salah satunya jalan yang berada di Desa Atu-Atu Kecamatan Pelaihari dan Desa Damit Hulu, Kecamatan Batu Ampar.
Dari dua lokasi tersebut genangan air menutup badan jalan dan menyebabkan lalu lintas terganggu.
Camat Batu Ampar, Yudo Restanto ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa beberapa lokasi di wilayah ada yang kebanjiran.
“Yang terdampak banjir ada di Desa Damit Hulu dan Desa Bluru,” ucapnya.
Camat Jorong, H. Zainal Abidin mengatakan di wilayahnya selain di Asam-Asam, juga ada satu tempat lainnya yang kebanjiran yakni Desa Simpangempat dan Sungaibaru.
“Banjir di Asam-Asam tidak seberapa. Sedangkan di Simpangempat dan Sungaibaru biasanya banjirnya sebentar saja,” ucapnya.
Muhid Kepala Desa Asam-Asam menuturkan jumlah total yang terdampak banjir sebanyak 257 rumah yang dihuni 280 kk.
“Lokasi rumah warga di Asam-Asam yang kebanjiran sama seperti banjir-banjir sebelumnya yakni yang berada di sekitaran sungai,” jelasnya.
Terpisah Bupati Tanah Laut HM. Sukamta saat dikonfirmasi KP via whatsApp menghimbau agar seluruh stakeholder dan elemen masyarakat siaga mengantisipasi bencana.
Melakukan upaya preventif untuk meminimalisasi kerusakan dan korban bencana, upaya evakuasi dan pemberian bantuan darurat, upaya rehabilitasi dan upaya rekonstruksi pembangunan prasarana yang rusak.
“Untuk mengantisipasi bencana banjir, angin puting beliung, tanah longsor dan gelombang pasang di Tanah Laut perlu koordinasi lebih intensif dan langkah nyata dari semua stakeholder, baik pemerintah, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan seluruh masyarakat,” kata HM Sukamta. (Rzk/KPO-1)