Martapura, KP – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Banjar membekali petugas dengan berbagai ilmu pengetahuan, salah satunya berbahasa isyarat ketika menghadapi orang berkebutuhan khusus di lapangan.
Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber, Selly Madayanti dan M Ridho Ilahi SPd (tuna rungu).
Bentuk komunikasi, tidak hanya tersampaikan dengan bahasa lisan, namun bagi orang berkebutuhan khusus menggunakan bahasa isyarat. Yang umum digunakan merupakan kombinasi bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan dan tubuh, serta ekspresi wajah.
Dalam pertemuan tersebut, diajarkan berupa pengenalan huruf dalam bahasa isyarat dari A sampai Z, ditambah kalimat-kalimat sederhana yang sering digunakan dalam keseharian.
“Dalam kehidupan sehari-hari, penyandang disabilitas cenderung menghadapi banyak hambatan, khususnya komunikasi. Bahasa isyarat menjadi sarana untuk mewakili suara untuk menyampaikan informasinya,” ujar Kabid Bidang Pencegahan Eddy Elminsyah Jaya.
Menurutnya, bagi orang berkebutuhan khusus, seperti tunawicara dan tunarungu, komunikasi dilakukan agak sedikit berbeda dibanding sebagian besar orang. Alih-alih berbicara mengucapkan kata-kata, teman tunarungu biasa menggunakan bahasa isyarat untuk bertukar informasi atau menyampaikan maksudnya.
“Tidak banyak diluar sana yang mau paham terkait bahasa isyarat, sedang disini kita dituntut mengerti dengan kondisi orang-orang yang tidak bisa mendengar,” tutupnya.
Terlihat sejumlah pegawai dengan antusias belajar bahasa isyarat dari huruf hingga kalimat-kalimat dasar yang umum digunakan.
“Awalnya bingung, lama kelamaan paham dengan bahasa isyarat tersebut. Semoga bukan hanya Dinas Damkar saja mengadakan ini, SKPD lain dan masyarakat juga,” ujar Ridho melalui Selly sebagai penerjemahnya. (wan/K-7)
