Barabai, KP – Kedatangan Bupati HST, dan silaturahmi ke rumah mantan Kepala Desa Juhu pinan.
Silaturahmi, Minggu sore 29/1, Pinan menjelas kan riwayat desa ini kepada Bupati HST H Aulia Oktafiandi, jaman dulu tahu 82 membangun balai adat dan membangun sekolahan disini.
Sekarang sudah ada sekolah dan balai adat dan daerah ini juga sudah menjadi desa.
Dan jaman itu ada datang Menteri Marsuki Usman, kami usulkan untuk membangun sekolah,
Karena desa ini perbatasan dengan kotabaru.
waktu itu tahun 2002 Bupatinya pa Saiful Rasyid, kami minta bangunkan sekolah dan, kami bilang jangan pakai bangunan semen, karena waktu itu kesini mengangkut semen satu sak RP 500.000 ribu persak ongkos angkut.
Pernah pa Marzuki Usman mengatakan membagun desa boleh tapi jalan jangan karena bisa habis kayu, kayu di kaki gunung Meratus adalah paru-paru dunia.
Karena kami di gunung ini untuk anak cucu kami, kalau kami memikirkan dapat duit cuma sekian milyar dapat, cuma hutan kami habis tidak ada tinggal untuk anak cucu kami lagi.
Kami juga sempat berdebat di DPRD Provinsi pada waktu itu pokoknya tidak ada yang boleh menebang kayu.
Dan kami bilang kepada menteri kehutanan jangan sembarangan menetapkan hutan harus jelas mana hutan produksi masyarakat dan mana hutan lindung.
Saya bicara bukan untuk kepentingan pribadi tapi ini sama-sama kita menjaga hutan ini demi masyarakat adat ini dan anak cucu
Bupati HST H Aulia Oktafiandi, memang desa Juhu ini kalau jalan lebih dekat ke kota baru dari pada ke Barabai.
Namun secara atminitrasi desa Juhu ini adalah wilayah HST, makanya kami datang kesini.
Untuk pertambangan sudah kami kunci tidak ada pertambangan di HST dan hutan nya juga kami jaga, ungkap Bupati kepada mantan kepala Desa Juhu.
Aulia juga menyerahkan Foto Bupati HST dan wakil Bupati, juga menyerahkan baju kaos. (Ary/KPO-1)