Banjarbaru, KP – Kondisi sungai-sungai di Kalsel saat ini sudah sangat tercemar. Bahkan, pencemaran yang terjadi melebiti parameter atau batas normal sungai.
Sungai di banuan tercemar dengan e-coli, atau bakteri berbentuk batang bersifat Gram-negatif, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora.
Disebutkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, salah satu penyebab tercemarnya sungai di Kalsel adalah kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus).
“Termasuk juga keberadaan jamban apung,” kata Hanifah.
Tak hanya itu, penyebab tercemarnya sungai di Kalsel juga lantaran sampah-sampah domestik yang dibuang ke badan sungai.
“Paremeter mikrobiologi kita melebihi baku mutu.
Salah satu penyumbang penting MCK, jamban apung, dan sampah yang masuk sungai.
Hampir seluruh sungai melebihi parameter atau batas normal sungai,” katanya.
Sebagai upaya mengani pencemaran sungai, bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 yang dilalsanakan 24 Februari, akan digelar aksi bersih-bersih sungai.
Sungai yang dibersihkan ruas Sungai Martapura di dua puluh titik.
Aksi bersih-bersih sungai ini dilangsungkan di 24 Februari mendatang.
Di mana kegiatan dipusatkan di Taman Kelayan, Banjarmasin.
“Yang dilaksanakan provinsi bersama Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin pada 20 titik sungai Martapura,” kata Hanifah.
Selain di sungai martapura, pihaknya juga sudah bersurah dan mengimbau kabupaten kota melaksanakan kegiatan serupa di ruas sungai masing-masing. Hanifah berharap gerakan itu bisa dilaksanakan bersama sehingga kerusakan sungai bisa berkurang.
“Kami juga mengajak beberapa pihak swasta untuk melaksanakan kegiatan serupa. Biar bagaimanapun kehidupan kita di Kalsel tidak bisa dipisahkan dari sungai. Sudah sepatutnya kita merawat dan menjaganya,” katanya. (mns/K-2)
