Banjarbaru, KP- Dengan pengelolaan komunikasi media dan jurnalis, Kantor Perwakilan BI (Bank Indonesia) Kalsel meraih gelar instansi vertikal terbaik
pada Journalist Camp III di Puncak Taman Hutan Raya Sultan Adam Mandiangin, Banjarbaru, Sabtu (11/3).
Journalist Camp III sendiri merupakan agenda tahunan yang di cetus oleh komunitas media Baret78.
Lewat kegiatan tersebut, peserta ditargetkan bisa memperoleh ilmu dasar jurnalistik, memilah sumber informasi kredibel, dan menangkal berita hoaks.
Gubernur Kalsel, H. Sahbirin Noor, menyampaikan agar kegiatan dimanfaatkan peserta dalam pengembangan kualitas insan pers di Banua.
“Pemerintah Provinsi Kalsel menyambut baik kegiatan ini.
Semoga ilmu yang diperoleh peserta dalam kegiatan ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya insan pers di Tanah Banua, Kalsel Babussalam, yang sama-sama kita cintai,” sebut Sahbirin.
Ketua Pelaksana Journalist Camp III, Sayyid Maulana Ahmad, mengatakan acara tersebut tidak hanya diikuti oleh jurnalis, tetapi juga masyarakat umum seperti pelajar, akademisi, organisasi, komunitas, pemuda, hingga institusi pemerintah dan swasta.
Dimana sebelum belajar ilmu jurnalistik, para peserta akan diberikan materi kepemimpinan oleh salah satu tokoh pers Kalsel, yaitu Fathurrahman.
Terpisah, Kepala Tim Implementasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah BI Kalsel, Priatna Utama, menyambut baik apresiasi yang diberikan.
Karena tidak terlepas dari tiga strategi utama pengelolaan komunikasi yang secara konsisten dijalankan pihaknya, guna mendukung efektivitas bauran kebijakan BI.
“Pertama, konsisten dalam menyediakan konten komunikasi berkualitas.
Kemudian, inovatif dalam mengeksekusi penyampaian materi komunikasi kepada publik,” kata Priatna.
Dengan sinergis dalam pengelolaan relasi dengan media, jurnalis, dan pemangku kepentingan di daerah.
“Mewakili pimpinan BI Kalsel, kami mengucapkan terima kasih kepada awak media dan rekan jurnalis.
Penghargaan ini tentu akan menambah semangat kami dalam meningkatkan kualitas pengelolaan komunikasi, yang selaras dengan tugas dan wewenang BI di daerah,” lanjutnya.
Pada kegiatan tersebut, BI Kalsel juga memberikan materi edukasi tentang Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah.
Dua pegawai BI Kalsel yang menjadi narasumber, Nampati Y. Ginting dan Zanu Adi Guna, berharap seluruh peserta dapat memaknai uang Rupiah, tidak hanya sebagai alat tukar dan transaksi ekonomi.
Tetapi juga simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita perlu sama-sama memahami peran dan kedudukan mata uang dalam perekonomian. Dalam konteks Indonesia, selain fondasi perekonomian nasional, Rupiah juga merupakan simbol kedaulatan negara,” tutup Nampati dan Zanu. (*/nau/K-2)