Ditantang Siapkan 100 Ton Cabai Hiyung dalam Sepekan
Permintaannya pun tidak main-main, bahkan jumlahnya terbilang fantastis. Karena, dalam sepekan Kalsel ditantang mampu untuk mengirimkan 100 ton cabai hiyung.
BANJARBARU, KP – Sektor pertanian dan perkebunan di Kalimantan Selatan (Kalsel) rupanya mulai menarik minat calon investor. Potensi investasi Green Economy (Ekonomi Hijau) ini tentu harus dimanfaatkan secara maksimal.
Contohnya, Cabai hiyung di Kabupaten Tapin, yang kini menjadi sorotan calon investor dari luar daerah, karena dianggap sebagai salah satu cabai paling pedas di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Endri, kemarin, melansir website Pemrov Kalsel.
Menurut Endri, calon investor menyampaikan minatnya terhadap cabai hiyung saat diundang dalam high level meeting di Jakarta belum lama tadi.
Permintaannya pun tidak main-main, bahkan jumlahnya terbilang fantastis. Karena, dalam sepekan Kalsel ditantang mampu untuk mengirimkan 100 ton cabai hiyung.
“Tentu saja ini merupakan sebuah potensi yang sangat menjanjikan. Kami akan mengecek ketersediaan di sana (Tapin),” ujar Endri.
Ketertarikan calon investor ini jelas sangat berpotensi bagi pertumbuhan ekonomi petani serta dapat menekan inflasi Kalsel.
Kemudian, Endri menambahkan, Pemda setempat juga harus menyiapkan lahan yang cukup memadai untuk memenuhi permintaan tersebut.
“Sifat investasi ini berkelanjutan, makanya yang kita harus persiapkan mulai saat ini adalah ketersediaan lahan,” ucapnya.
Tak hanya cabai hiyung di Tapin, ketertarikan investasi green economy juga melirik perkebunan karet di Kabupaten Banjar.
Yudi Andrea, Kepala DPMPTSP Kabupaten Banjar, mengatakan perkebunan karet di kabupaten ini juga sangat diminati oleh sejumlah investor.
“Perkebunan karet di tempat kita memang menjanjikan, tetapi kita ingin di sini ada dibangun industri hilirisasinya,” ungkapya.
Disebutkan, realisasi investasi Kabupaten Banjar tahun 2022 sebesar Rp 2,372 Triliun, jumlah ini jauh melampaui target sebesar Rp 1,428 Triliun.
Yudi menjelaskan, tingginya minat investasi perkebunan di kabupaten Banjar, menjadikan sektor ini berada pada peringkat pertama penyumbang realisasi investasi terbesar di tahun itu.
“Pertama ada di sektor perkebunan, lalu pertambangan Galian C, dan diurutan ketiga pada sektor perdagangan dan jasa,” jelasnya.
“Pada tahun ini kita juga akan menawarkan investasi di sektor pariwisata. Kita punya Riam Kanan yang indah. Juga setiap tahun ada haul. Ini peluang investasi yang seharusnya menjadi daya tarik investor,” imbuhnya. (Opq/K-1)
