Karena ini menjadi problem usia nasional juga bahwa petani usia muda itu jumlahnya sangat rendah bahkan ada penelitian Bappenas yang menyatakan pada 2029 kalau tidak salah itu, ini petani indonesia akan punah terkait dengan rentang usia sekarang.
BANJARMASIN, KP – Komisi IV DPRD Kalsel mendorong agar anak muda berminat berkiprah di sektor pertanian, agar dapat mengubah ketergantungan ekonomi dari sektor pertambangan ke sektor pertanian.
“Kita ingin fokus ketergantungan ekonomi dari pertambangan ke sektor pertanian,” kata Sekretaris Komisi IV DPRD Kalsel, Firman Yusi kepada wartawan, kemarin, di Banjarmason.
Hal ini terkait dengan keberadaan Kalsel sebagai pintu gerbang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Ini tidak hanya tanggung jawab Dinas Pertanian, namun juga lainnya untuk mempersiapkan sumber daya manusia,” tambah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Diantaranya, dengan mempersiapkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berjurusan pertanian maka ini harus dimobilisasi.
“Jadi sumber daya yang kita punya harus dimobilisasi untuk memperkuat SMK-SMK kita yang memiliki jurusan pertanian.” ujar Firman Yusi.
Lebih lanjut Firman Yusi menargetkan minat anak zaman sekarang tertarik dibidang pertanian.
“Targetnya adalah meningkatkan minat anak muda kita, anak-anak kita yang dalam usia sekolah untuk menempuh bidang pertanian,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel V, meliputi Kabupaten HSU, Balangan dan Tabalong.
Karena ini menjadi problem usia nasional juga bahwa petani usia muda itu jumlahnya sangat rendah bahkan ada penelitian Bappenas yang menyatakan pada 2029 kalau tidak salah itu, ini petani indonesia akan punah terkait dengan rentang usia sekarang. Oleh karena itu tanggung jawab dinas pendidikan adalah bagaimana membuat sektor pertanian menjadi sektor menarik melalui update dari SMK-SMK yang berjurusan pertanian.
Firman Yusi juga mengharapkan fokus pendidikan kita diarahkan untuk memenuhi SDM sesuai dengan kebutuhan IKN, karena bagaimana pun IKN yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur itu dalam jangka waktu dekat akan terwujud.
“Nah fakta sekarang ketika IKN mulai dibangun persiapan-persiapan yang dilakukan sangat sedikit tenaga kerja lokal yang bisa diserap untuk persiapan ini,” jelasnya.
Bahkan ketika IKN “sudah operasional” ternyata juga masih sedikit menyerap tenaga kerja lokal dengan alasan ketidak siapan tenaga kerja lokal menyesuaikan dengan kebutuhan di IKN.
“Dinas pendidikan juga kita harapkan memfokuskan program pendidikannya untuk memenuhi kebutuhan di IKN nantinya jadi menyesuaikan dengan kebutuhan IKN,” tambah Firman Yusi.
Misalnya, di desain sebagai kota yang smart city dan ramah lingkungan maka bagaimana kita bisa menjadi pelaku-pelaku dalam kota yang smart dan ramah lingkungan itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muhammadun mengatakan untuk mendukung IKN nanti pemerintah provinsi akan memfokuskan para wisata dan pertanian.
“Sebagai pintu gerbang memang harus difokuskan para wisata dan pertanian,” kata Muhammadun.
Bahkan gubernur sudah menyatakan sudah waktunya pertambangan ditinggalkan dengan menguatkan sektor pertanian maupun pariwisata.
Untuk mendukung itulah, diperlukan sekolah-sekolah pertanian yaitu SMK yang mengeluti siswanya dibidang pertanian tapi yang lebih modern.
“Jadi tidak ditinggalkan oleh kaum milenial tapi disukai karena alat sudah macam digitalisasi sesuai dengan zaman sekarang termasuk dalam pariwisata,” tambahnya. (lyn/K-1)