Oleh : Nailah, ST
Pemerhati sosial politik
Media merupakan lembaga yang memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi menghibur dan kontrol sosial. Pembahasan soal media selalu berkaitan dengan massa atau orang banyak, selain itu media juga berpengaruh terhadap semua sisi kehidupan manusia. Dalam dunia politik, media memiliki peran yang sangat besar, karena kedudukan media dapat menjadi ukuran bagi sistem politik.
Kasus kekerasan Mario Dandy Satriyo membuka banyak hal, termasuk gaya hidup mewah yang nampak dalam postingan barang mewah yang dimiliknya. Namun ketika kasus kekerasan diperkarakan, semua postingan tersebut dihilangkan oleh pemilik akun. Penghilangan jejak digital adalah salah satu cara untuk menghilangkan jejak adanya kejahatan yang dilakukan.
Dalam hal Penghilangan jejak digital yang dibuat oleh pihak lain/media tentu tidak mudah, bahkan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Langkah ini tentu hanya bisa dilakukan oleh pihak yang memiliki kekuasaan atau modal besar. Ini biasanya dilakukan untuk menutupi pelanggaran hukum dan melepaskan diri dari jeratan hukum atau menjaga kehilangan harta.
Hal ini menunjukan bahwa, fungsi media sebagai kontrol sosial di dalam masyarakat, tidak dijalankan dengan baik. Fungsi kontrol sosial oleh media ini, seharusnya diutamakan karena peran media mampu melakukan kontrol terhadap berbagai hal yang terjadi saat ini.
Hapus konten
Bermewah-mewah dahulu, hapus konten kemudian, itulah yang dilakukan ibu Mario Dandy setelah kasus anaknya viral. Ia diduga menghapus pos di akun Instagram pribadinya terkait barang bermerek dan gaya hidup mewahnya. Begitu pun dengan video dan foto DJP Suryo Utomo yang mengendarai moge, beredar luas di media sosial.
Akun Instagram komunitas moge Belasting Rijder DJP diketahui menghapus seluruh unggahannya, termasuk salah satunya yang mengepos adalah Dirjen Pajak Suryo Utomo yang tengah mengendarai moge. Diketahui, para PNS DJP penyuka moge tergabung dalam komunitas tersebut. Menanggapi hal itu, Menkeu Sri Mulyani pun memerintahkan agar klub moge pajak tersebut dibubarkan.
Kasus Mario sebenarnya membuka borok perilaku pejabat di negeri ini. Menikmati kekayaan begitu rupa, tetapi masih bisa ngemplang rakyat dengan tuntutan wajib bayar pajak tepat waktu. Lebih lucu lagi, pegawai pajaknya sendiri diketahui malah menunggak pajak.
Media dan Kekuasaan
Pepatah mengatakan, “Uang dan kekuasaan layaknya pisau bermata dua. Jika tidak digunakan dengan bijak dan baik akan merugikan diri sendiri.” Sayangnya, pada iklim kehidupan kapitalisme hari ini, jumlah orang yang tidak bijak menggunakan harta dan kekuasaannya jauh lebih banyak ketimbang mereka yang memilih bijak dan hidup sederhana. Apalagi jika menyangkut pejabat dan penguasa. Segalanya bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan.
Ada yang menggunakan uang sekaligus kekuasaannya untuk membeli media dan membungkam siapa saja yang menghalangi kepentingannya. Bahkan untuk meraih kekuasaan agar terpilih dalam pesta demokrasi lima tahunan. Inilah yang dilakukan oleh mereka yang tidak ingin cacat dan boroknya diketahui publik.
Siapa pun yang berharta dan berkuasa bisa dengan mudah menghilangkan jejak digitalnya agar nama baiknya tetap terjaga. Hal ini pernah terjadi pada salah satu media nasional beberapa waktu silam. Ada yang memborong habis majalah tersebut demi menyelamatkan nama baiknya yang mana liputan dan investigasi media tersebut dianggap merugikan pihak tertentu. Hal semacam ini mudah saja dilakukan oleh mereka yang bermodal besar dan memiliki kekuasaan.
Media saat ini pun seolah bisa disetir pihak tertentu demi mencapai tujuan dan suatu kepentingan. Asal ada uang, semua bisa diatur dan dipesan sesuai keinginan. Tidak heran, banyak pihak memanfaatkan media untuk menciptakan profil dan citra yang baik di hadapan publik, entah penguasa, pengusaha, politisi, pejabat, selebritas, dan lainnya. Tidak dimungkiri, media memang menjadi alat efektif dalam memperbaiki citra, menghapus jejak buruk, ataupun menciptakan profil tanpa cela di mata publik.
Peran Negara
Negara yang menerapkan aturan Islam akan memberikan informasi yang sehat di media karena merupakan perkara penting bagi negara yaitu untuk menyatukan negeri-negeri Muslim dan mengemban dakwah Islam ke seluruh umat manusia. Media informasi diperlukan untuk menggambarkan Islam dengan benar dan membina kepribadian masyarakat sehingga terdorong untuk hidup dengan cara yang Islami dan menjadikan syariah Islam sebagai tolok ukur dalam segala kegiatan hidupnya.
Media informasi juga berperan dalam mengungkap kesalahan pemikiran, paham, dan ideologi serta aturan-aturan sekuler. Dengan cara itu, masyarakat menjadi paham mana yang benar dan mana yang salah, serta terhindar dari pemikiran, pemahaman, dan gaya hidup yang tidak Islami. Dengan demikian media bisa sesuai fungsinya yaitu mendidik dan memudahkan rakyat memahami setiap aturan yang harus mereka jalankan dalam kehidupan. Media tidak akan dijadikan sebagai ajang pamer harta dan kemewahan.
Media juga akan memainkan peran penting untuk mengontrol dan menasehati penguasa dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya memimpin dan mengatur masyarakat dengan syariah Islam. Sehingga media tidak akan menjadi alat untuk sekedar pencitraan dan tidak bisa dibeli oleh penguasa maupun pengusaha untuk kepentingan mereka.
Sudah seharusnya kita merindukan penerapan aturan Islam ini dalam kehidupan, karena jelas akan memberikan kebaikan, ketenangan dan solusi dalam masalah media. Dan dengan penerapan seluruh aturan Islam pasti juga menjadi solusi seluruh permasalahan lainnya.