
Memasuki Usia Seperempat Abad Banjarmasin Akhirnya Punya Museum
Kota Banjarmasin dinilainya hebat dengan segala prestasinya, namun sama sekali tidak memiliki sejarah yang bisa ditampilkan pada generasi mendatang
BANJARMASIN, KP – Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina meresmikan gedung museum perdana Kota Banjarmasin di Kawasan Muara Kelayan. Acara peresmian ditandai dengan pemukulan gong dan penandatanganan prasasti.
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan pembangunan gedung museum ini diawali keprihatinannya, Kota Banjarmasin yang berusia 497 tahun sama sekali tidak pernah menyimpan sejarah dan peradaban kota.
Padahal di Negeri Belanda, setidaknya ada 3 museum yang menyimpan sejarah Kota Banjarmasin, yaitu Volkenkunde Museum, Tropen Museum dan Leiden Museum.
Kota Banjarmasin dinilainya hebat dengan segala prestasinya, namun sama sekali tidak memiliki sejarah yang bisa ditampilkan pada generasi mendatang.
Sementara, untuk nama museum yang baru diresmikan, Ibnu Sina memilih nama sesuai slogan Kota Banjarmasin yaitu Kayuh Baimbai.
Pemberian nama ini untuk menyesuaikan nomenklatur nama museum yang dilarang menyandang nama kota serta untuk mencegah kerancuan pemahaman soal koleksi museum.
Dirinya menginginkan museum ini membawa sejarah kota, kalau namanya Sultan Adam, orang berpikiran museum ini berisi sejarah tentang Sultan Adam.
Demikian kalau namanya Khatib Dayan, orang bakal berpikir isi museum ini berkaitan dengan Khatib Dayan.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal sejarah Kota Banjarmasin yang panjang, Ibnu Sina menjanjikan warga dapat masuk dan berkunjung ke Museum Kayuh Baimbai ini tanpa biaya atau gratis.
Sementara, Kepala Disbudparpora Kota Banjarmasin, Iwan Fitriady mengatakan pengisian koleksi Museum Kayuh Baimbai ini dilaksanakan pada triwulan ke tiga.
Sebagian besar koleksi di Museum Kayuh Baimbai berasal dari koleksi pusaka milik ahli waris pemilik rumah adat banjar palimbangan, yang dijadikan museum.
Jumlahnya pun cukup banyak mencapai 700 buah benda pusaka, yang sebagian besar berupa senjata tajam dan mata tombak.
Sebelum memamerkan koleksi museum, pihaknya merekrut dahulu tenaga kurator dan tenaga konservator.
Tenaga ahli ini yang bakal menentukan jenis barang pusaka atau barang yang bernilai sejarah yang dipamerkan dan koleksi museum.
Kabid Budaya Disbudparpora Kota Banjarmasin, Zulfaisal Putra mengatakan untuk koleksi museum dapat berupa benda pusaka, memorabilia serta aset digital.
Masyarakat Kota Banjarmasin dapat menitipkan memorabilia atau benda yang bernilai sejarah ke Museum Kayuh Baimbai.
Sementara, untuk aset digital, mereka bakal meminta ke museum nasional atau museum lainnya agar koleksi digital sejarah banjarmasin dapat ditampilkan ke pengunjung. (Mar/K-3)
