Banjarbaru, KP – Jembatan Sapta Marga, Banjarbaru, yang menggunakan desain seperti 2 box culvert atau gorong-gorong menyebabkan aliran air tidak lancar. Akibatnya, menyebabkan banjir terutama daerah Suratno.
Aliran sungai jembatan Sapta Marga, itu merupakan limpahan air dari Kemuning dan Guntung Manggis.
Sehingga jika hujan deras maka air sungai meluber ke pemukiman warga.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarbaru, Subrianto, tak menampik jembatan Sapta Marga menjadi salah satu penyebab banjir di titik tertentu. Menurut pria yang akrab disapa Sobri, ini pihaknya sudah membuat usulan ke PUPR Provinsi Kalsel untuk mengganti desai jembatan tersebut.
“Kami tidak bisa melakukan penanganan karena asetnya milik provinsi,” ujar Sobri.
Pihak Dinas PUPR Kalsel, tak menampik sudah menerima usulan penggantin model jembatan Sapta Marga itu.
Usulan dari PUPR Banjarbaru baik melalui surat maupun lisan.
PUPR provinsi harus memutar otak mencari solusi terbaik.
Sebabnya, jembatan itu bukan provinsi yang membangun, namun dibangun oleh Pemko Banjarbaru dengan model seperti yang sekarang.
Pada 2017 – 2018 silam aset jembatan itu diserahkan ke provinsi, dan kini menjadi kewenangan provinsi.
“Solusi paling gampang dibongkar, tapi jika dibongkar sayang juga dengan bangunan yang ada,” jelas Kabid Bina Marga, Dinas PUPR Kalsel, M. Yasin Toyib, Senin (13/3).
Selain itu, lanjut Yasin, jika membangun jembatan baru dengan ukuran lebih besar maka akan terkena lahan masyarakat. Menurutnya pembebasan harus dipikirkan karena terkena lahan masyarakat.
“Nanti kami coba panggil konsultan perairan, bagaimana solusi terbaik,” ucapnya. (mns/K-2)














