PALANGKA RAYA, KP – Para pejuang dari berbagai daerah di kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang mengangkat senjata untuk mengusir penjajah cukup banyak. Namun, kisah para pejuang daerah banyak yang tak diketahui masyarakat luas.
Supaya masyarakat mudah mengakses data dan informasi sejarah di daerah ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan kegiatan Pendataan Tempat Sejarah di Kalimantan Tengah.
“Kami berupaya menggali informasi tempat, peristiwa, tokoh, dan waktu perjuangan masyarakat Kalteng Tengah dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman Pemerintah Hindia-Belanda,” Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud} Kalteng Ahdiah Candra Sari, Senin (10/04/2023).
Kegiatan pendataan tempat sejarah di Kalteng, lanjut dia, dimulai bulan Februari hingga April 2023. Adapun Lokasi pendataan tempat sejarah pada tahun ini mencakup lima Kabupaten di Kalteng.
Di Kabupaten Kotawaringin Barat, pihaknya menggali peristiwa penerjunan payung MN 1001 di Desa Sambi, Arut Utara dan peristiwa pertempuran 14 Januari 1946 di Kumai.
“Kalau di Kabupaten Katingan, tentang peristiwa pertempuran Tumbang Samba di Danau Mare dan peristiwa Napak Tilas Pahlawan Nasional Tjilik Riwut, di Kasongan Lama,” ucap Ahdiah.
Sementara di Kabupaten Kotawaringin Timur diangkat tentang peristiwa perjuangan H.M Arsyad pada 7 Januari 1946 di Samuda dan Peristiwa Perebutan Sampit oleh H Djafar di Sampit.
Lalu, di Kabupaten Pulang Pisau tentang peristiwa perjuangan H. Ardi Tanang, Burhan Kharim, dan Idrus, di Bahaur. Selanjutnya perjuangan Ucun bin Kaling di Desa Gohong, dan perjuangan pahlawan H.M. Sanusi, di Pulang Pisau.
Selanjutnya di Kabupaten Kapuas mengangkat cerita perjuangan H. Amberi dan Idris atau Diris di Anjir Serapat dan juga penggalian informasi sejarah terhadap ahli waris Alm. J. Bitak, salah satu penerjun payung MN 1001 di Desa Sambi, Arut Utara.
“Dalam mengangkat sejarah ini kami bekerja sama dengan dinas yang membidangi urusan sejarah dan kebudayaan, urusan tokoh sejarah dan pahlawan, dan urusan arsip di tiap kabupaten,” ucapnya.
Menurut Ahdiah, semua data dan informasi sejarah yang berhasil dihimpun kemudian akan diverifikasi dan divalidasi kembali, agar dapat dipertanggungjawabkan dan dipublikasikan kepada masyarakat.
“Setelah itu kami akan menghimpun data dan informasi sejarah kota/kabupaten lain di wilayah Kalimantan Tengah yang belum dikunjungi, sehingga dapat membuat narasi sejarah yang lengkap tentang cerita perjuangan Kalimantan Tengah dalam upaya mempertahankan Kemerdekaan Indonesia,” pungkasnya. (Drt/KPO-3)