Meski semua insane sepakbola tanah air dilanda kekecewaan karena Indonesia gagal jadi tuan rumah, namun kita harus bias bangkit dan bias lebih baik lagi.
Banjarmasin, KP – Legenda sepakbola dari Banjarmasin, Yuyu Rahmat Mulyana menilai, kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala dunia (PD) U-20 tahun 2023, harus bisa diambil hikmahnya.
‘’Kita ambil hikmahnya meskipun seluruh insan olahraga dan kita semua kecewa,’’ kata Yuyu Rahmat di Banjarmasin, Minggu (10/4/2023) kemarin.
Menurut Yuyu Rahmat yang merupakan Pembina klub sepakbola Allstars Kalsel,
kedepannya perlu koordinasi lebih baik antar pimpinan negara/lembaga dalam persiapannya dengan mempertimbangkan semua aspek termasuk peraturan perundang-undangan, sehingga persiapan benar-benar matang dan tidak ada perbedaan pandangan.
‘’Konsensus yang sudah disepakati konsisten dilaksanakan dan kita berharap tidak ada kepentingan politik yang merasuki sehingga konsensus berubah,’’ kata mantan Kabid Pengembangan Pemuda Dispora Kalsel ini.
Kesiapan sebagai tuan rumah, lanjut Yuyu Rahmat, tentu tidak hanya infrastruktur dan fasilitas lainnya termasuk stadion tempat tanding tapi juga keamanan, dunia pariwisata seperti perhotelan, transportasi, dan kesiapan masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, kesiapan tim yang merupakan peluang emas berlaga di piala dunia.
Yuyu juga mengingatkan, karena Biaya, waktu dan tenaga sudah tercurah ke sana dan potensi keuntungan wisata juga jadi hilang. Semua itu merupakan cost yg perlu kita pikirkan ke depannya agar tidak lagi merugikan kita.
‘’Semoga kita bisa belajar dari pengalaman ini dan kita bisa bangkit tidak terjebak dalam kekecewaan yang berkepanjangan. Sejarah adalah pengalaman dan pengalaman merupakan pelajaran agar kita tidak terjerumus pada hal yang sama,’’ pungkas Yuyu Rahmat, yang tetap aktif bermain sepakbola meski sudah diusia kepala lima ini. (nfr/k-9)