PALANGKA RAYA – Inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) selama Maret maupun Ramadan dan menjelang Idul Fitri 2023. aman dan terkendali. Begitu juga stok sembako terjamin hingga dua bulan ke depan.
Kepala Cabang Bank Indonesia Palangka Raya Taufik Saleh mengungkapkan, realisasi inflasi gabungan dua kota di Kalteng pada Maret 2023 sebesar 0,50 persen.
“Padahal saat ini bersamaan dengan dimulainya periode Hari Besar Keagamaan Nasional atau HBKN tetap terkendali,” papar Taufik, Rabu (05/04/2023).
Namun, dia mengingatkan semua pihak perlu mewaspadai kenaikan tarif dan harga pada komoditas tertentu, terutama harga tiket penerbangan dan komoditas tertentu.
Disebutkan Taufik, inflasi gabungan di Kalteng pada Maret tercatat sebesar 0,50 persen, meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen.
Walau du bulan Maret 2023 ada kenakkan inflasi, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan pola historis inflasi periode Ramadan. Karena pada April 2022 tercatat sebesar 0,97 persen dan pada Maret 2022 sebesar 0,79 persen
Dengan perkembangan tersebut, menurut Taufik, inflasi gabungan Kalteng pada Maret 2023 secara tahunan melandai menjadi 5,62 persen dari bulan Februari 2023 yang mencapai 5,93 persen.
“Pencapaian tidak terlepas dari sinergi yang erat dari berbagai pihak dalam TPID, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Kalteng, yang menunjukkan perhatian besar dalam melakukan langkah-langkah pengendalian inflasi,” tandasnya.
Beberapa langkah itu, lanjut dia, bersama Pemprov Kalteng melakukan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
“GNPP yang kami lakukan berupa penyelenggaraan operasi pasar se-Kalteng dan gerakan pangan mandiri Ayo Malan telah dicanangkan pada High Level Meeting atau HLM TPID Kalteng pada pertengahan Maret 2023 yang diikuti seluruh Kabupaten/Kota,” tegasnya.
Dijelaskan Taufik,
Ayo Malan bertujuan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian dalam arti luas, terutama beras lokal karau, dan bekerjasama dengan daerah lain untuk mendatangkan IR 42 jenis yang sama. (Drt/KPO-3).
Foto
- Kacab BI Kalteng, Taufik Saleh dan Deputy BI Pramudya Wicaksana. (KP/Drt)