Banjarmasin, KP – Kalimantan Selatan memiliki banyak jenis kue. Orang Banjar menyebutnya wadai. Setiap datang bulan Ramadan, wadai atau kue khas Banjar yang menggugah selera pun banyak bermunculan, terutama jenis kue basah.
Diantaranya adalah kue Bingka, Amparan Tatak, Puteri Selat, Bingka Barandam, Kararaban, serta banyak lagi yang lainnya.
Ada pula Ipau, wadai Banjar yang kerap dicari warga Banjarmasin sebagai takjil untuk berbuka puasa. Wadai yang satu ini teksturnya lembut dan bentuk yang berlapis-lapis.
Kemudian, di antara lapisannya, ada bermacam jenis sayuran dan daging. Menyajikannya selalu dengan siraman kuah santan kental di atasnya. Rasa perpaduan manis dan gurih sangat tepat sebagai menu berbuka.
Sepintas lalu, kue Ipau ini mirip dengan Lasagna. Salah satu kudapan Italia berbahan pasta atau gandum yang sudah dicampur telur dan bertumpuk-tumpuk dengan isian daging dan sayur.
Selama Ramadan, penjual Ipau banyak bermunculan. Seperti terlihat di kawasan Jalan Sulawesi hingga Kampung Arab Banjarmasin Tengah.
Atiya Arab Alkatiri, owner Ipau Umi Dhifa, mengatakan, kue ini biasanya hanya dijual pada saat bulan Ramadan saja. Dan peminatnya pun cukup banyak.
“Alhamdulillah, banyak pembelinya dan selalu habis terjual. Harganya bervariasi tergantung ukuran potongannya, mulai dari Rp 15 ribu yang potongan kecil, Rp 50 ribu loyang ukuran tanggung, hingga Rp120 ribu loyang besar,” ujarnya, Senin (3/4).
“Bahan dasarnya dari tepung terigu, isinya ada sayur-sayuran seperti kentang, wortel dan juga ada potongan daging kecil-kecil, kemudian disiram dengan sedikit kuah santan,” sambungnya.
Kebanyakan, warga membeli kue Ipau yang sudah dipotong-potong. Tetapi, ada pula yang membeli dengan ukuran satu loyang besar.
“Biasanya kalo untuk acara, baru orang beli atau pesan Ipau yang berukuran besar,” ucapnya.
Di bulan Ramadan, dalam sehari, Atiya mengaku bisa menghabiskan sekitar 15 kilogram tepung terigu sebagai bahan dasar membuat Ipau.
Sedangkan di luar Ramadan, ia tak menjualnya, kecuali jika ada orang yang memesan
“Jualan di sini bulan Ramadan saja. Kalau hari-hari biasa memasarkan Ipau melalui online di media sosial,” imbuhnya. (Opq/K-1)