Keunggulan, bisa terbang dengan jarak cukup jauh yakni 50 kilometer
BANJARBARU, KP – Pesawat tanpa awak (UAV) atau drone canggih ini untuk memonitor kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Alas dioperasikan Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel).
Semua diawali upaya pendeteksian titik panas pada satu lokasi kemudian dilakukan pengecekan secara cepat dan tepat.
“Jadi ketika ada informasi masuk dugaan munculnya hotspot yang lokasinya sulit dijangkau maka drone ini segera diterbangkan mengeceknya,” kata Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, kepada wartawan, usai gelar pasukan di Banjarbaru, Senin (17/4).
Diketahui, Drone berbentuk miniatur pesawat terbang dengan panjang sekitar satu meter dan lebar sayap dua meter itu dioperasikan Direktorat Sabhara Polda Kalsel dengan personel yang telah terlatih menerbangkannya.
Kapolda menyebut keunggulan drone itu bisa terbang dengan jarak cukup jauh yakni 50 kilometer.
Akurasi untuk merekam lokasi yang terdeteksi sebagai titik panas pun bisa diandalkan pada kameranya sehingga laporan yang dikirimkan bisa segera ditindaklanjuti untuk pemadaman.
“Prinsipnya dalam penanggulangan karhutla api sekecil apapun yang muncul harus cepat dipadamkan agar tidak membesar,” jelas Kapolda.
Kapollda menekankan pula pentingnya peran serta masyarakat dalam pencegahan karhutla yang setiap tahun selalu mengancam ketika musim kemarau melanda.
Ditegaskan dia, tidak ada alasan apapun yang bisa dibenarkan untuk membakar lahan karena dampaknya sangatlah merugikan dari bencana kabut asap yang ditimbulkan.
“Saya perintahkan tangkap dan proses hukum setiap pelaku pembakar lahan demi menyelamatkan kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan secara “realtime” di aplikasi Berantas Kebakaran Hutan dan Lahan (Bekantan) milik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel pertanggal 17 April 2023, belum ditemukan titik panas akibat kathutla di wilayah Kalsel seiring cuaca yang juga masih kerap diguyur hujan.
Diketahui pula sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, sedang menyiapkan bank data yang terintegrasi dalam penanganan bencana. Selama ini basis data bersifat parsial.
“Data yang disajikan kadang berbeda-beda. Padahal data sangat penting untuk penanganan bencana,” ujar Pelaksana harian (Plh) Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi.
Berkaca dari kondisi tersebut, ujarnya, menyiapkan inovasi baru sebuah bank data terintegrasi dan terpadu.
Program tersebut lebih memudahkan melaksanakan penanggulangan dan penanganan bencana .
Bank data terintegrasi itu nanti akan menjadi dasar pengambilan langkah kebijakan strategis penanggulangan bencana di Kalsel. (*/K-2)