Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Ramadan Usai Tempat Hiburan Malam Kembali Dibuka

×

Ramadan Usai Tempat Hiburan Malam Kembali Dibuka

Sebarkan artikel ini

Oleh : Pita
Aktivis Muslimah

Ramadan adalah bulan yang ditunggu oleh seluruh kaum muslimin, bulan yang mulia dan penuh berkah, karena di bulan ini diturunkannya Al-Qur’an. Allah SWT berfirman, “Bulan Ramadan, yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas (dari petunjuk tersebut) dan pembeda (antara hak dan batil). Siapa saja dari kalian menjumpai bulan ini, hendaklah ia berpuasa pada hari-harinya”. (QS. Al-Baqarah: 185).

Baca Koran

Seluruh masyarakat Indonesia memiliki upaya masing-masing di setiap daerah untuk menyambutnya. Begitu pula yang dilakukan MUI Kalimantan Selatan untuk memelihara situasi agar tetap berjalan lancar, keamanan dan juga kenyamanan dalam beribadah selama bulan Ramadhan. Mengeluarkan imbauan dan mendorong agar Tempat Hiburan Malam (THM) seperti diskotik, club dan sejenisnya untuk mencegah pergaulan bebas antar remaja selama bulan Ramadhan ditutup total.

“Kami berharap dan mendorong kepada pihak yang berwenang agar menutup total kegiatan THM, serta mencegah sarana pergaulan bebas (cafe-cafe) dan kebut-kebutan di kalangan remaja,” kata KH Husin Naparin dalam surat imbauan yang diterima Kanalkalimantan.com, Minggu (19/3/2023) siang.

Ramadan yang dilakukan selama satu bulan penuh diharapkan bisa menambah ketakwaan kepada Allah SWT yang mana ditempa dengan rasa sabar untuk menahan hawa nafsu terhadap perkara dunia. Namun nyatanya usai Ramadan himbauan tersebut tidak berlaku lagi. Tentunya tempat hiburan malam kembali beroperasi seperti biasanya yang seharusnya imbauan itu diberlakukan pada bulan-bulan setelahnya.

Ramadan masa sekarang mengajarkan bagaimana potret penerapan sistem Kapitalis Sekuler (pemisahan agama dari kehidupan), ibadah hanya dilakukan pada waktu dan tempat tertentu saja. Belum lagi tempat yang seharusnya tidak layak untuk ada sekarang malah bebas berdiri begitu saja. Nampak lah bagaimana kita melihat kerusakan para pemudanya.

Baca Juga :  Membangkitkan Pengambau Hilir Luar sebagai Desa Lumbung Pangan

Tidak adanya upaya yang serius dalam menutup tempat hiburan malam. Walhasil, Ramadan hanya sebagai menahan lapar dan haus saja namun tidak menjadikan pelajaran terhadap apa yang dilakukan setelahnya. Hal ini berdampak pada kepribadian pemuda muslim yang mana negara harusnya berperan dalam menjaga ketakwaan setiap individu melalui sistem pendidikan yang menanamkan aqidah Islam pada para pemudanya.

Pemuda merupakan agen perubahan ketika kurikulum pendidikan berlandaskan aqidah Islam, materi yang disampaikaan tidak sedikitpun mengalami penyimpangan dimana pendidikan dalam islam bagi pemuda akan membentuk pola pikir, pola sikap dan jiwa islami. Beda halnya dengan pendidikan pada sistem kapitalis, sistem pendidikan yang gagal mengambil peran yang seharusnya membentuk generasi yang bertakwa membuat kalangan remaja mengikuti budaya yang tak sesuai dengan aturan Islam.

Budaya hiburan malam yang meniru produk dari barat tidak jauh dari kata pembatasan diri terhadap pergaulan bebas, adanya campur baur antara laki-laki dan perempuan. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

Dengan pergaulan bebas itu maka tidak menurut kemungkinan terjadi peningkatan gharizah nau (naluri mencintai) padahal tidak seharusnya terjadi kepada yang belum halal. Sehingga terjadilah aktivitas yang diharamkan dalam Islam. Islam mengatur naluri yang sudah ada pada manusia yang diberikan oleh Allah dengan sebaik-baiknya. Islam memandang segala aktivitas kehidupan berdasarkan benar dan salah.

Baca Juga :  Menilik Hotel Rekomendasi di Kota Banjarbaru: Akomodasi Nyaman Penunjang Mobilitas Bisnis dan Wisata

Aturan yang dibuat berdasarkan sang pencipta tidak berdasarkan hawa nafsu manusia yang sifatnya terbatas juga lemah yang dapat menimbulkan kerusakan dalam kehidupan. Dalam sistem Islam Negara, masyarakat, keluarga bahkan individu saling menjaga satu dengan yang lain. “Barangsiapa melihat kemungkaran, maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya.”

Kebaikan dalam sistem Islam juga sebagai rahmat bagi seluruh alam dapat dirasakan nyata ketika islam diterapkan secara kaffah. “Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah, yang mana Islam mengatur kehidupan tidak hanya perkara ibadah saja namun dari pendidikan, kesehatan, muamalah bahkan politik sekalipun. Bukan hanya dalam kehidupan pribadi dan keluarga tetapi dalam kehidupan masyarakat dan negara. Hanya dengan sistem Islam lah pemuda muslim terselamatkan. Wallahualam bisshawab

Iklan
Iklan