Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Kalteng

Sekda Kalteng Nuryakin Beritikaf di Masjid Raya Darussalam Palangka Raya

×

Sekda Kalteng Nuryakin Beritikaf di Masjid Raya Darussalam Palangka Raya

Sebarkan artikel ini
IMG 20230421 WA0015
Sekda Nuryakin bersama sejumlah jamaah Masjid Raya Darussalam Palangka Raya, Kalteng. (kalimantanpost.com/ Darity)

PALANGKA RAYA, kalimantanpost.com -Sepuluh malam terakhir di bulan suci Ramadhan, di masjid mushola, langgar atau surau di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) didatangi ummat Islam untuk melaksanan itikaf.

Itikaf itu berdasarkan hadist Nabi yang diriwayatkan Ibnu Umar, Anas, dan Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata bahwa “Nabi Shallallhu Alaihi Wasallam biasa beritikaf di 10 hari terakhir dari bulan Ramadan sejak beliau tiba di Madinah sampai beliau wafat”.

Baca Koran

Perintah itikaf disebutkan dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 125 “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang itikaf, yang ruku dan yang sujud”.

Di Masjid Raya Darussalam Palangka Raya, ratusan jamaah khusuk masyuk melakukan itikaf pada malam ke 29 Ramadan atau tanggal 19 ke 20 April 2023. Nampak Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah H. Nuryakin turut serta dalam itikaf tersebut.

Selain itu, Ketua MUI Kalteng H. Khairil Anwar, Syuriah PW NU H. Chairudin Halim, Sekretaris Umum LPTQ H. Yusi Abdian dan pengurus Masjid Raya Darussalam juga ikut beritikaf.

Usai Itikaf Sekda Nuryakin menyebutkan melaksanakan sunnah Itikaf pada 10 malam terakhir Ramadan sangatlah penting bagi umat Islam, karena merupakan sunnah muakkadah atau dianjurkan sekali).

“Betapa banyak dari kita meninggalkannya, padahal Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya sejak masuk Madinah sampai Allah cabut nyawanya,” paparnya.

Ditambahkan Sekda, diam di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Saat terjaga, diisi waktunya dengan salat, tilawah, dzikir, berdoa, bermunajat, tadabbur, tafakkur atau mengkaji ilmu.

Baca Juga :  DPRD dan Wagub Tandatangani Persetujuan LKPJ Pelaksanaan APBD 2024

“Bahkan dalam kondisi tidur pun, orang yang beritikaf mendapatkan pahala yang besarnya tidak bisa didapatkan oleh orang yang tidur di rumahnya. Sebab-sebab tidurnya itu termasuk rangkaian itikaf. Itikaf salah satu sarana komunikasi kepada Sang Khalik paling dianjurkan,” ungkapnya.

Diakui Nuryakin, betapa kerdilnya manusia di mata Allah SWT, tak ada celah dan ruang sedikitpun bagi manusia untuk sombong dan angkuh di hadapan-Nya. Karena itu ia berharap semua untuk dekatkan diri kepada-Nya sekuat yang bisa dengan membumikan ibadah sebagai suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban.

“Di penghujung Ramadan ini kita berdoa dan bermunajat kepada sang Khalik, agar dipertemukan kembali pada Ramadan berikutnya. Semoga dengan melaksanakan ibadah Ramadan beserta amalan-amalan yang kita lakukan, mampu merawat dan mejaga keihlasan dan ketulusan kita,” ucapnya.

Usai Itikaf, Sekretaris Daerah Nuryakin menyerahkan bingkisan berkah kepada semua jamaah itikaf berupa sarung dan mukena. (Drt/KPO-3)

Iklan
Iklan