Banjarmasin, KP – DPRD Kalsel mendukung Pemerintah Provinsi Kalsel mengembangkan program padi apung di Banua.
“Kita dukungan pengembangan padi apung di banua,” kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi, kepada wartawan, usai rapat dengar pendapat bersama mitra kerja Komisi II DPRD Kalsel, kemarin, di Banjarmasin.
Yani Helmi mengungkapkan, cara menanam sistem padi apung ini sebagai salah satunya upaya mengatasi tingginya air di lahan pertanian.
“Cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan tinggi membuat petani kesulitan membuat masa tanam bahkan terjadi gagal panen,” tambah politisi Partai Golkar.
Ditambahkan, cuaca ekstrem ini berdampak juga ke Kalsel, bahkan sampai di bidang pangan, sehingga harus menjadi perhatian bersama.
“Terlebih terjadinya inflasi karena harga beras lokal melambung tinggi perlu diupayakan suatu metode menanam padi yang tidak terpengaruh kondisi cuaca,” jelas Paman Yani, panggilan akrab Yani Helmi.
Lebih lanjut, Paman Yani mengungkapkan bahwa Kalsel sudah mulai menerapkan program padi apung dengan cara menanam padi diatas permukaan air ini.
“Ke depan, diharapkan mampu meningkatkan produksi beras lokal dan menekan inflasi di Banua,” tambah wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel VI, meliputi Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Dari informasi dinas terkait, masyarakat juga tertarik untuk melaksanakan budidaya padi apung ini di lahan tergenang air.
Paman Yani menambahkan Komisi II DPRD Kalsel juga akan melakukan konsultasi ke Kementerian Pertanian di Jakarta dalam waktu dekat.
“Kita akan memperjuangkan bantuan pemerintah pusat agar menggelontorkan dana untuk pelaksanaan program padi apung di seluruh wilayah Kalsel,” jelas Paman Yani.
Hal ini dikarenakan penanaman sistem padi apung memerlukan biaya yang cukup tinggi di awal masa tanam.
“Saat ini, baru tiga kabupaten yang menerapkan program ini yaitu Batola, Banjar dan Tanah Laut,” ujarnya.
Padahal, daerah-daerah lain di Banua juga perlu menerapkannya untuk meningkatkan produksi beras lokal, termasuk mengantispasi gagal panen akibat banjir. (lyn/KPO-1)